BANJAR,FOKUSJabar.id: Komisi III DPRD Kota Banjar selaku mitra kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan turut menyoroti peristiwa aksi vandalisme dari orang tidak bertanggungjawab di lingkungan pendidikan.
Dimana ini terjadi tidak hanya di dinding luar bagian sekolah tetapi di dalam ruang kelas dengan meninggalkan jejak coretan salah satu kelompok motor yaitu XTC. Ini harus disikapi dengan serius oleh semua pihak, orang tua hingga penegak hukum.
“Vandalisme salah satu bentuk sifat yang merusak, tentu hal ini harus disikapi dengan serius baik oleh masyarakat umum, orang tua dan penegak hukum. Apalagi hal itu dilakukan pada kepemilikan umum,” kata Ketua Komisi III DPRD Kota Banjar Cecep Dani Sufyan. Jumat (22/9/2023).
BACA JUGA: FP3 Kota Banjar Angkat Bicara Terkait Aksi Geng Motor Lakukan Vandalisme di Sekolah
Cecep Dani menuturkan, penegakan hukum harus ditindaklanjuti. Sementara dari sisi lain lantaran vandalisme itu bertuliskan salah satu kelompok motor, jadi itu harus jadi perhatian lebih. Ketika suatu kelompok motor yang mengakibatkan lahirnya perilaku premanisme agar bisa ditertibkan saja.
“Saya berharap hal ini dapat ditindaklanjuti oleh penegak hukum. Dari sisi lain sebaiknya geng-geng motor dan yang mengakibatkan lahir perilaku premanisme saya berharap sih dibubarkan saja, sebab mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya,” kata dia.
“Setahu saya kelompok-kelompok ini menyepakati bahwa mereka hadir untuk kebaikan bahkan hal ini ditengahi oleh pihak kepolisian, tentu tujuannya agar kegiatannya terkendali, namun kenyataannya terkadang kegiatan anggotanya tidak terkontrol. Selanjutnya pihak orang tua sebaiknya melarang anak-anak apalagi dibawah umur mengikuti kelompok kelompok seperti ini,” kata dia menambahkan
Menurut Cecep, beberapa tahun ini Banjar terkendali bahkan sudah 15 tahun tidak ada aksi-aksi anarkis bahkan brutal. Namun akhir-akhir ini muncul kembali, dan tentu ini harus menjadi perhatian bersama.
Tindakan preventif pun tentu harus dilakukan oleh pemilik gedung apalagi gedung pemerintah sistem keamanan harus dibuat.
“Bagi pemerintah pendidikan orang tua (parenting) melalui komite-komite harus digalakan dan jadi program prioritas. Analisa kami anak-anak yang terlibat hal-hal demikian karena kurang perhatian atau tidak terjadi harmonis dalam keluarga, bahkan broken home dengan banyak sebab. Kita berharap hal ini tidak terjadi lagi ya, termasuk perundungan di sekolah,” ucapnya.
Di tempat terpisah Kasat Reskrim Polres Banjar AKP Ali Jupri mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku vandalisme di SDN 3 Rejasari.
Meski vandalisme bertuliskan salah satu kelompok motor tetapi pihaknya tidak bisa memastikan pelaku dari anak-anak XTC atau bukan.
“Sampai saat ini belum diketahui pelakunya. Kalau dari cat tulisan XTC. Tapi kami belum bisa memastikan karena belum ada para pelak,” katanya.
BACA JUGA: Geng Motor di Kota Banjar Teror SDN 3 Rejasari
Ali menuturkan bahwa anggota dilapangan masih mendalami dan mengejar para pelaku. Pihaknya juga terkendala dengan tidak adanya CCTV di suatu bangunan sekolah serta saksi di lapangan.
“Sampai saat ini masih belum bisa menemukan pelaku siapa saja. CCTV tidak membuat kesulitan kami mengungkap siapa pelakunya. Terus kita kejar, tidak akan diam. Jangan sampai Banjar ini tidak tertib. Untuk warga kami imbau agar waspada dan memberikan informasi apabila ada yang mencurigakan segera laporkan ke kita,” pungkasnya.
(Budiana Martin/Anthika Asmara)