JAKARTA,FOKUSJabar.id: Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan pihaknya tidak akan terlibat dalam politik praktis.
Hal itu diungkap dalam hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU).
“Terkait pemilu presiden dan pemilu legislatif tahun depan, rekomendasi kita adalah NU tidak tertarik untuk terlibat dalam politik dukung mendukung, bukan politik untuk mendukung satu nama atau satu partai,” kata Ketua Komisi Rekomendasi Kiai Ulil Abshar Abdallah dalam konferensi pers di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (19/9/2023).
Ulil menegaskan NU tidak akan menyatakan dukungan kepada siapa pun, baik itu parpol, capres-cawapres, hingga caleg. Dia mengatakan NU mendukung siapa saja yang ingin memperjuangkan kebutuhan masyarakat yang lebih baik.
“Politik harus didasarkan pada nilai kemaslahatan, keadilan dan kesejahteraan. Itu adalah rekomendasi kita terkait politik elektoral atau politik 2024 mendatang,” kata dia, melansir IDN.
BACA JUGA: DPRD DKI Ungkap Pungli Penyaluran Bantuan Pangan di Koja Jakut
Dalam kesempatan itu, Ulil menyampaikan, ada pedoman politik bagi warga NU. Pedoman tersebut diambil berdasarkan Keputusan Muktamar NU Tahun 1989.
“Di dalam muktamar itu diputuskan sembilan pedoman politik bagi warga NU,” kata dia.
Berikut sembilan pedoman politik bagi warga NU:
- Politik bagi NU adalah bentuk keterlibatan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
- Berpolitik harus didasarkan wawasan kebangsaan untuk menjaga keutuhan bangsa
- Berpolitik adalah wujud dari pengembangan kemerdekaan yang hakiki untuk mendidik kedewasaan warga guna mencapai kemaslahatan bersama
- Berpolitik harus diselenggarakan dengan akhlakul karimah sesuai dengan ajaran sunah
- Berpolitik harus diselenggarakan dengan kejujuran didasari moralitas agama, konstitusional, adil sesuai dengan norma-norma dan peraturan yang disepakati
- Berpolitik dilakukan untuk memperkokoh konsensus-konsensus nasional bukan malah menghancurkannya
- Berpolitik dengan alasan apapun tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kepentingan bersama dan memecah belah bangsa
- Perbedaan aspirasi politik di kalangan warga Nahdliyyin harus tetap berjalan dalam suasana persaudaraan, saling menghargai satu sama lain
- Politik harus mendorong tumbuhnya masyarakat yang mandiri, pemerintah tidak mengabadikan aspirasi masyarakat.
(Agung)