BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kejuaraan 2S Junior ‘Jabar Squash Open’ kembali digelar di Siliwangi Squash Center, Jalan Lombok Kota Bandung, 2-5 September 2023. Total 107 atlet ikut berpartisipasi pada kejuaraan yang menjadi agenda tahunan Pengprov Persatuan Squash Indonesia (PSI) Jawa Barat.
Ketua Umum Pengprov PSI Jabar Daud Achmad mengatakan, kejuaraan 2S Junior pada tahun 2023 merupakan pelaksanaan kelima yang sudah digelar sejak 2016. Kejuaraan sempat terhenti tidak digelar selama dua tahun berturut-turut pada saat pandemi Covid-19.
“Untuk pelaksanaan tahun ini, sebanyak 107 atlet ikut serta di lima kelompok usia mulai dari 11 tahun, 13 tahun, 15 tahun, 17 tahun, dan 19 tahun putra maupun putri. Kejuaraan ini mempertandingan nomor perorangan di setiap kelompok usia,” kata Daud saat ditemui di sela-sela pertandingan, Sabtu (2/9/2023).
Selain dari kota dan kabupaten serta klub squash di Jabar, lanjut dia, atlet yang bertanding membela kontingen provinsi, klub dan kota/kabupaten di luar Jabar. Diantaranya dari DKI Jakarta, Kaltim, Jateng, Jatim, Banten, Riau, Aceh, cilacap, serta klub Centrum DKI Jakarta.
“Antusias peserta sangat bagus pada gelaran kali ini meski ada juga provinsi yang tidak mengirimkan atlet. Untuk kita, targetnya lebih kepada memberikan pengalaman bertanding sebanyak-banyaknya bagi atlet kami sekaligus melihat kekuatan serta potensi atlet dari luar provinsi Jabar,” Daud menuturkan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jabar Asep Sukmana menyambut baik dan mengapresiasi pelaksanaan kejuaraan. Dia menilai jika kompetisi atau kejuaraan memberikan banyak manfaat bagi perkembangan atlet serta pembinaan olahraga prestasi.
“Setiap atlet itu butuh even sehingga kejuaraan-kejuaraan seperti ini ditunggu mereka. Dari turnamen atau kejuaraan seperti ini, akan muncul atlet-atlet baru sehingga proses regenerasi pun terus berjalan dengan baik. Karena itu, kita sangat support, mendukung,” kata Asep.
Asep menuturkan, proses pembinaan olahraga prestasi tidak hanya dilakukan oleh Dispora maupun KONI. Namun harus ada keterlibatan pengurus cabang olahraga yang berinisiatif menggelar even-even kejuaraan atau turnamen.
“Kita tidak bisa sendiri melakukan pembinaan, harus bersama-sama. Setiap pengprov cabang olahraga harus memiliki inisiasi menggelar banyak even kejuaraan dan berkesinambungan,” dia menambahkan.
Untuk cabang olahraga yang belum terlalu populer, lanjut Asep, kejuaraan yang digelar sekaligus menjadi ajang sosialisasi dan memasyarakat olahraga yang bersangkutan. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang mengenal, menyukai dan akhirnya menggeluti cabang olahraga tersebut.
“Seperti di Squash ini, jangan sampai ada anggapan jika ini olahraga elit. Jangan sampai olahraga prestasi ini justru kalah pamor dan tidak berkembang. Persoalan di squash ini kan di sapras dan itu perlu kita pikirkan bersama bagaimana solusinya. Squash ini merupakan olahraga prestasi yang sudah mendunia sehingga harus lebih memasyarakat,” kata Asep.
(Ageng)