BANDUNG,FOKUSJabar.id: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kegiatan Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum (MOKA-KU) selama 4 hari, Senin-Kamis (28-31/8/2023). Sebanyak 10.767 mahasiswa angkatan 2023/2024 mulai dari jenjang D4/Vokasi, Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3) ikut serta dalam kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Rektor UPI, Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. di kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Senin (28/8/2023).
Mengambil tema ‘Prakarsa Kampus Pendidikan sebagai Manifestasi Karakter Bangsa’, gelaran MOKA-KU UPI tahun 2023 juga dilaksanakan di beberapa kampus daerah. Seperti di UPI Cibiru, UPI Tasikmalaya, UPI Purwakarta, UPI Sumedang, dan UPI Serang.
Tujuan kegiatan MOKAKU UPI selaras dengan kebijakan Kemdikbudristek tentang pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) yaitu untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa baru agar dapat lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus dan sistem pendidikan di perguruan tinggi.
Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., menegaskan program-program pendidikan di UPI telah berkembang secara dinamis sesuai dengan kebijakan MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka). Namun yang perlu dipahami, kecakapan berbasis program studi yang dipilih, meskipun penting, bukanlah satu-satunya faktor yang menjamin kesuksesan dalam kehidupan dan karier setelah lulus.
“Pendidikan masa kini tidak hanya tentang mendapatkan gelar, tetapi lebih tentang kemampuan belajar mandiri. Kemampuan ini merupakan alat paling ampuh untuk memperoleh berbagai kompetensi di era digitalisasi. Mahasiswa harus memahami bahwa ijazah atau gelar tidak lagi menjadi satu-satunya jaminan, melainkan kemampuan untuk terus belajar sepanjang hayat. Mahasiswa yang berkarakter adalah mereka yang memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat sehingga kompetensi mereka selalu relevan dengan perubahan zaman,” kata Solehuddin.
Dalam era Revolusi Industry 4.0, lanjut dia, kemampuan belajar dan meraih kompetensi lebih penting daripada gelar akademik. Kredensialisme ijazah telah berubah, dan dalam kehidupan yang semakin global, setiap orang dapat bekerja atau berbisnis di mana saja asal memiliki kompetensi yang dibutuhkan dan kapasitas untuk belajar sepanjang hayat.
“MBKM membuka peluang untuk belajar dari berbagai sumber dan pengalaman di dunia nyata. Pendidikan tidak terbatas pada ruang kuliah. Kalian dapat melakukan praktik kerja, magang, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, mengajar, meneliti, atau terlibat dalam berbagai aktivitas yang memungkinkan pengembangan pengetahuan dan kompetensi kalian,” kata dia.
Mahasiswa UPI disiapkan untuk menjadi warga dunia yang berwawasan global, karena permasalahan lingkungan tidak lagi terbatas pada wilayah nasional. Dunia semakin terhubung dan saling bergantung sehingga kemampuan berfikir kritis, kreatif, inovatif, dan kolaboratif menjadi kunci kesuksesan.
“UPI telah mengambil peran aktif dalam mengembangkan pendidikan global dengan didirikannya Global Citizenship Education Cooperation Centre (GCC-Indonesia) di bawah koordinasi Asia Pacific Centre of Education for International Understanding (APECIU) Korea Selatan dan UNESCO. Salah satu misi GCC-Indonesia adalah mempromosikan Pendidikan Kewarganegaraan Global atau Global Citizenship Education (GCED). Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai keberagaman, hak asasi manusia, perdamaian, dan keberlanjutan lingkungan, sehingga peserta didik dapat menjadi warga dunia yang bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam membangun masyarakat yang lebih baik,” dia menegaskan.
Pada kegiatan MOKAKU UPI 2023 pun disampaikan orasi ilmiah dari Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UPI, Jenderal TNI (Purn) H. Agum Gumelar, M.Sc, yang mengambil tenma ‘Peran Kaum Cendekia dalam Menjaga Integritas Moral Bangsa dan Nalar Publik di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0’. Dalam pemaparannya, Agum berpesan mahasiswa UPI harus memiliki jiwa nasionalisme, menciptakan daya saing dan disiplin.
“Kita harus menyadari betul untuk bisa menjadi bangsa yang besar itu ada 3 syarat. Agar bisa membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar, pertama, harus memiliki jiwa semangat nasionalisme yang besar, cinta kepada bangsa, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara atas kepentingan pribadi,” kata Agum.
Syarat kedua, kata Agum, harus bisa menciptakan daya saing dengan menciptakan SDM yang mampu menciptakan daya saing karena eranya era persaingan. Sementara syarat yang ketiga adalah disiplin karena proses pembangunan akan berhasil apabila pembangunan dilaksanakan di tangan masyarakat yang disiplin.
“Berdasarkan data, dari 50 ribuan pendaftar, sebanyak 12.896 orang tercatat sebagai mahasiswa baru UPI tahun akademik 2023/2024. Ketika kalian menjadi bagian darinya, itu artinya adalah kalian orang-orang terpilih. Ketika sudah berstatus menjadi mahasiswa UPI, dan mendapatkan tugas untuk belajar, harapan kita semua, lakukanlah itu dengan penuh pengertian. Mengerti kenapa harus menimba ilmu di UPI. Kedua, lakukanlah dengan penuh kesungguhan. Patuhilah aturan-aturan yang berlaku di UPI. Berikutnya, lakukanlah dengan penuh kegembiraan, kebersamaan, ciptakan suasana gembira tersebut kepada sesama sivitas akademika UPI,” Agum menegaskan.
(Ageng)