Jumat 31 Januari 2025

Darurat Sampah, Pemkot Bandung Terpaksa Manfaatkan Lahan Tegalega Tampung Sampah Organik

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terpaksa memanfaatkan lahan di kawasan Tegalega untuk menangani sampah secara darurat akibat pengiriman ke TPA Sarimukti terkendala.

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, saat ini Pemkot Bandung sedang menggali lahan di Tegalega dengan ukuran 6 x 6 meter dengan kedalaman 3 meter.

“Kami ambil langkah sporadis untuk organik, dengan cara gali lubang tutup lubang, berlokasi di Tegalega,” kata Ema di Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana Jabar Selasa (29/8/2023).

BACA JUGA: Titik Api Permukaan TPA Sarimukti Berhasil Dipadamkan di Hari Ke-10

Ema menyebut, hari ini pembuatan lubang sedang tahapan proses. Harapannya sampah mudah tereduksi dan menjadi daya dukung kesuburan lahan.

“Mulai hari ini berproses, hari ini lubang ada 1 atau 2 selesai, kita harap ada 4 sampai 5 lubang. Mudah-mudahan sampah organik ini terurai. Kalau ini bisa, maka sebagai daya dukung kesuburan lahan,” ucapnya.

Ema mengatakan, TPS di Kota Bandung sudah overload. Sebelumnya, masih ada sekitar 5 Persen TPS yang belum overload.

“Sekarang ini TPS sudah overload, yang ruang 5 persen, sekarang itu sudah tidak ada,” katanya.

Sedangkan untuk sampah anorganik, Ema mengaku akan bekerja sama dengan pemulung atau para pengusaha barang bekas.

“Kalau anorganik dengan cara kerjasama dengan pemulung, biar mereka memanfaatkan anorganik ini kembali menjadi barang produktif hingga menjadi nilai ekonomi,”ujarnya.

Selain itu, pihaknya pun akan berkoordinasi dengan jajaran kewilayahan untuk memberikan arahan untuk memilah sampah di wilayah kerja masing-masing kepada masyarakat.

“Kita arahkan mencoba untuk menahan sampah di lingkungan. Kalau edukasi itu proses lama tidak bisa menjadi bagian dari penyelesaian di masa seperti ini. Jadi warga jangan lagi menyatukan sampah organik dan anorganik,” kata dia.

BACA JUGA: Darurat Sampah, Pemkot Bandung Batal Manfaatkan Lahan Milik Pussenkav

Rencananya, pengangkutan sampah juga akan dijadwalkan. Yaitu pada hari tertentu hanya akan mengangkut sampah organik.

“Jadi pengangkutan sampah organik itu ada jadwalnya. Misalnya hari Senin organik, lalu jika datang sampah anorganik kita tolak. Sehingga TPS- nya kita jaga. Makannya pilah sampah ini kita koordinasi dengan kewilayahan,” ujar dia.

Ema menambahkan, soal mesin Gibrik Mini pun masih dalam proses. Mesin tersebut dianggarkan pada akhir tahun pada APBDP tahun ini.

“Gibrik Mini dianggarkan pada APBDP di akhir tahun, itu anggarannya bukan murni, kita upayakan itu meskipun baru 2 mesin yang sudah diberikan persetujuan dari kebutuhan 10 mesin,” pungkasnya.

(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

Berita Terbaru