BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengatakan, jumlah kemisikinan di wilayahnya dalam setahun terakhir turun 182 ribu orang.
Hal itu Dia sampaikan di acara Tepas (Temu Pemimpin untuk Aspirasi Masyarakat) edisi 20 dengan tema ‘Lima Tahun Pembangunan Jabar Juara’.
BACA JUGA:
Ridwan Kamil Ingin OPOP Mendunia
“Kemiskinan di Jabar setahun terakhir turun 182 ribu orang,” kata Ridwan Kamil, Minggu (20/8/2023).
Ridwan Kamil mengatakan, meski anggaran dari Pemerintah Pusat tidak sebesar provinsi lain di Pulau Jawa, namun Jabar mampu menekan angka kemiskinan hingga 7 persen lebih.
“Jabar dibanding provinsi besar lain di Pulau Jawa walaupun dengan ketidakadilan fiskal tingkat kemiskinannya paling rendah tujuh koma sekian persen. Provinsi lain masih sembilan koma,” kata Ridwan Kamil.
Turunnya angka kemiskinan di Jabar berkat keberhasilan sederet program yang muaranya pada peningkatakan kesejahteraan masyarakat.
Gubernur mengungkapkan, dana zakat yang dikelola Baznas Jabar setiap tahunnya selalu meningkat.
Realisasi dana umat tahun lalu dari target Rp1,6 triliun meningkat jadi Rp2,5 triliun.
“Dana zakat kita ditargetkan Rp1,6 triliun. Realisasinya malah lebih menjadi Rp2,5 triliun. Makanya target tahun 2023 ini adalah Rp3,7 triliun. Kemana uangnya, ya kembali ke umat,” ucapnya.
Gubernur menginstruksikan penggunaan dana zakat tidak hanya memberikan uang kepada kaum duafa tetapi juga dibikin fasilitas dan kewirausahaan.
Optimalisasi dana zakat inilah yang menjadi salah satu faktor penurunan angka kemiskinan di Jabar.
“Zakat saya geserkan. Baznas saya suruh tidak ngasih duafa uang tapi bikin fasilitas juga. Sebanyak 5.018 bisnis baru tahun ini lahir di pesantren-pesantren. Itu adalah program ekonomi keumatan,” kata Ridwan Kamil.
Gubernur tak memungkiri, sejumlah pekerjaan rumah pembangunan masih ada selama lima tahun kepemimpinannya karena pembangunan sudah barang tentu tidak ada kata selesai.
Namun demikian di era kepemimpinannya, target-target pembangunan sudah tercapai di 16 hari sebelum jabatannya berakhir (5 September 2023).
“Hasilnya saya meninggalkan Jabar dengan kondisi gemah ripah repeh rapih. PR memang masih ada. Jadi saya tidak bisa mengklaim pembangunan sudah selesai,” pungkasnya.
(Budiana Martin/Bambang Fouristian)