BANDUNG,FOKUSJabar.id: Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah datangi pengrajin kerajinan asli bandung di Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut, Kota Bandung untuk mendengarkan aspirasi dari pelaku UMKM.
Salah seorang pengrajin Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut Kostaman, menyampaikan bagaimana produksi serta pendistribusian sepatu yang mereka produksi kian menurun dari tahun ke tahun dikarenakan banyaknya kehadiran produk dari luar negeri.
Tak hanya itu, usaha yang dirintis oleh orangtuanya puluhan tahun silam dan kini dikelola oleh dirinya dan adiknya nyatanya juga tidak begitu menarik minat generasi selanjutnya.
BACA JUGA: PON XXI Digelar di Dua Provinsi, Ledia Hanifa: Akan Banyak Perhatian
“Kami harus memikirkan kelangsungan usaha ini kedepannya dengan lebih berat karena mencari anak muda yang mau melanjutkan usaha kerajinan sepatu tidak mudah,” kata dia, saat agenda reses Ledia beberapa waktu lalu.
Hal serupa disampaikan Asep, pengrajin kulit berlabel “NuBoga” yang konsentrasi utamanya adalah memproduksi tas, dompet dan souvenir kulit lainnya. Ia menegaskan kenyataan semakin berkurangnya generasi muda yang berminat melanjutkan usaha serta bagaimana meluaskan pemasaran. Tak hanya itu Asep juga menambahkan pentingnya adanya kelompok atau paguyuban pengrajin.
“Kalau generasi muda yang minat jadi pengajin kurang, juga semakin berkurangnya paguyuban lama-lama usaha ini bisa punah di masa depan.” ucapnya.
Wilayah di Kelurahan Cibaduyut sejak puluhan tahun silam memang merupakan sentra kerajinan sepatu hingga menjadi salah satu tujuan wisata yang menawarkan kerajinan sepatu kulit sebagai pilihan utama.
Namun seiring perkembangan waktu pamor Cibaduyut sebagai sentra sepatu mulai memudar, hal mana membuat Dinas Pendidikan dan Pariwisata Kota Bandung mendorong pengukuhan program Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut untuk mengembalikan pamor Cibaduyut sekaligus menguatkan potensi pariwisata Kota Bandung.
Rangga Wijaya dan Ratu Dika yang merupakan Tim Pendamping Kampung Wisata Kreatif dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan pamor Cibaduyut sebagai pilihan destinasi wisata adalah dengan memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM Cibaduyut sekaligus menawarkan program walking tour bagi para wisatawan.
“Pendampingan mereka lakukan pada lima masalah utama yang umum dialami para pelaku UMKM yaitu persoalan produktivitas, generation gap, laporan keuangan, pengelolaan destinasi pariwisata, dan kelemahan content production dalam hal pemasaran produk,” kata Rangga.
Sementara tawaran program walking tour dengan mengunjungi bengkel atau sanggar kerja pengrajin akan memberi pengalaman berbeda pada para wisatawan. Para wisatawan bisa melihat bahkan belajar proses pembuatan kerajinan sepatu, tas atau jaket lantas bisa membeli produk para UMKM atau bahkan menjalin kerjasama untuk membuat produk dengan brand mereka sendiri.
“Selain itu, kami juga tengah berharap dan berupaya agar patung sepatu yang sempat dibongkar seiring pembangunan flyover Kopo bisa kembali dipasang, karena hal tersebut sudah menjadi ikon Sentra Sepatu Cibaduyut selama puluhan tahun.” ucap Rangga.
Ledia menilai upaya mendukung para pelaku UMKM di Cibaduyut adalah satu langkah baik dari Pemda yang patut diapresiasi. Sekretaris Fraksi PKS DPR RI lantas menambahkan perlunya pula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung membangun komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
“Untuk memperoleh kualitas produksi yang baik, meningkatkan daya saing, memperluas pasar tentunya diperlukan kriteria-kriteria khusus yang itu bisa dilakukan dengan memberikan pula semacam program pendampingan dan kemitraan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kepada pelaku UMKM,” ucapnya.
BACA JUGA: Ledia Hanifa: PPDB 2023 Lebih Baik Karena Diawasi DPRD
Ia menambahkan bahwa dukungan dan pendampingan agar para pengrajin bisa memperoleh bahan baku lokal tanpa kesulitan. Bahan lokal yang dipadukan dengan pengerjaan yang rapi, detil dan teliti, tentu akan menghasilkan produk premium berkualitas terbaik yang bisa bernilai lebih. Baik untuk para pengrajin, pendapatan daerah, bahkan pendapatan negara saat menghasilkan ekspor.
“Kami akan membawa aspirasi-aspirasi dari para pengrajin dalam rapat-rapat kerjanya bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai bentuk dukungan kepada pengrajin Cibaduyut,” ujarnya.
“Ini adalah bagian dari tugas kami yang bermitra dengan Kemenparekraf, agar bisa menumbuhkan kehidupan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Bandung,” kata dia menambahkan.