TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Pondok Pesantren (Ponpes) Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya berdiri sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Tepatnya pada awal tahun 1905.
Ponpes TQN Suryalaya yang berlokasi di Dusun Godebag, RT01/02 Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat (Jabar) didirikan oleh Syaikh Abdulah Mubarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh).
BACA JUGA:
Holil Aksan Umarzen: Pemkab Tasikmalaya Kurang Melibatkan Keluarga Pendiri Sukapura
Ponpes TQN Suryalaya berdiri pada masa penjajahan Pemerintah kolonial Belanda. Sehingga pada waktu itu, masyarakat yang datang secara sembunyi-sembunyi.
“Karena yang datang ke Ponpes Suryalaya selalu dipantau oleh Belanda. Jadi siapa saja yang datang harus mengisi daftar tamu kemudian dikontrol oleh pihak Belanda terkait maksud dan tujuan datang ke Suryalaya,” ungkap Pimpinan Ponpes TQN Suryalaya, KH. Baban Ahmad Jihad kepada FOKUSJabar, Kamis (27/7/2023).
Menurutnya, penjajah kolonial Belanda selalu mengekang setiap aktivitas masyarakat yang datang ke Ponpes TQN Suryalaya karena dianggap membahayakan.
“Pada waktu itu terjadi perlawanan kepada kolonial Belanda. Abah Sepuh ditangkap dan dimasukan ke penjara,” jelasnya.
Pada saat Abah Sepuh ditangkap terjadi guncangan hebat di dalam penjara.
Para penjaga penjara mencari sumber kenapa terjadi guncangan. Mereka menemukannya di tempat Abah Sepuh berdzikir.
BACA JUGA:
Hari Jadi ke-391 Tasikmalaya, KWS Gelar Silaturahmi dan Ziarah
“Guncangan tersebut terjadi ketika pangersa Abah Sepuh dzikir di dalam penjara. Abah Sepuh dikeluarkan dan kembalikan ke Pesantren,” tutur KH. Baban.
Baban pun menceritakan bahwa pada waktu itu Masjid Ponpes TQN Suryalaya pernah dihujani bom oleh pihak penjajah Belanda tetapi bom tersebut tidak meledak. Sehingga tidak menghancurkan sedikit pun bangunan masjid.
“Pernah terjadi pengeboman ke Masjid tetapi Alhamdulillah ketika tidak meledak,” ucap putra almarhum Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin atau pangersa Abah Anom.
Syaikh Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad merupakan seorang Mursyid TQN Suryalaya yang kharismatik yang lahir pada tahun 1836 di Kampung Cicalung Kecamatan Tarikolot Kabupaten Sumedang Jawa Barat.
(Nanang Yudi/Bambang Fouristian)