JAKARTA,FOKUSJabar.id: Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Maulana Mirajudin Sahid menyatakan sampai hari ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mencabut status sebagai organisasi yang sesat.
Dia pun tidak mempersoalkan status sebagai organisasi yang sesat tersebut.
“Itu belum dicabut karena belum dialog dengan langsung dan total,” kata Maulana Mirajudin Sahid dalam acara Real Talk with Uni Lubis di IDN Times, Jumat (21/7/2023).
Dia menegaskan Ahmadiyah adalah organisasi keagamaan yang menjunjung tinggi akidah islam.
Dia mengatakan tidak ada yang berbeda antara Ahmadiyah dengan organisasi yang lainnya.
BACA JUGA: Panji Gumilang Belum jadi Tersangka, Ini Kata Kapolri
Menurutnya, Ahmadiyah mempercayai Nabi Muhammad SAWsebagai nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Jemaat juga meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Mirajudin menyadari bahwa masih banyak masyarakat awam yang menyebarkan bahwa syahadat yang diucapkan oleh jemaah Ahmadiyah tidak sama denga umat Islam pada umumnya.
“Karena tidak mengerti Ahmadiyah masyarakat umumnya. Tidak mengerti yang aslinya. Menyebarkan hal yang tidak benar masalah syahadat Ahmadiyah misalnya, syahadat disebut berbeda, padahal tidak,” tutunya.
“Jadi kami mengatakan kami ini Islam,” imbuhnya.
Mirajudin Sahid juga menanggapi terkait sikap Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang masih menilai bahwa Ahmadiyah masih sebagai organisasi yang sesat.
“Itu hak beliau. Mungkin yakinnya begitu. Biasa itu mah,” ujar dia.
Dia mengatakan program Ahmadiyah ada yang bersifat internal yang fokus untuk melakukan pembinaan untuk seluruh anggota JAI. Kemudian secara eksternal, JAI juga sering melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
“Jadi kalau soal kemanusiaan kita tidak ambil buluh, karena semua hamba Allah. Kita harus saling membantu. Termasuk ibu saya sudah didonorkan matanya,” kata dia.
(Agung)