JAKARTA,FOKUSJabar.id: Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah memeriksa 19 orang saksi terkait kasus yang menyeret pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang. Diketahui kasus ini telah naik dalam penyidikan.
“Penyidik Direktorat tindak pidana umum telah melakukan pemeriksaan terhadap 19 orang saksi, 19 ini ada pelapor, ada dua pelapor ya. Karena dua laporan polisi, laporan polisi yang tanggal 23 Juni dan tanggal 27 Juni. Dua-duanya adalah laporan terkait penistaan atau penodaan agama yang dilakukan oleh saudara PG,” kata Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, Minggu (9/7/2023).
Dari belasan saksi tersebut, kata dia, tiga diantaranya ada yang merupakan saksi ahli seperti ahli agama, ahli sosiologi dan ahli bahasa. Namun, untuk saksi tersebut baru diperiksa minggu mendatang.
BACA JUGA: Ridwan Kamil: Ribuan Santri Ponpes Al Zaytun akan Dibina Kemenag
Ia menyebut, pihaknya juga telah mendapatkan sejumlah barang bukti yang kini sudah dikirim ke Pusat Laboratorium (Labfor) Bareskrim Polri terkait kasus yang menyangkut Ponpes Al-Zaytun ini.
“Jadi yang kita tunggu adalah hasil dari Laboratorium Forensik Polri terhadap bukti-bukti yang kita amankan yaitu rekaman ada screenshot, apakah benar-benar ini benar yang dilakukan oleh saudara PG,” ujarnya, melansir Liputan6.
“Hasil dari Laboratorium Forensik Bareskrim Polri, maka kita akan melakukan gelar perkara tentu untuk menentukan seperti disampaikan oleh Dir Tipidum Bareskrim Polri adanya diyakini adanya tindak pidana. Tentu langkah berikutnya gelar perkara kita menentukan tersangka,” sambungnya.
Kini, penyidik disebutnya tengah fokus untuk menyidiki kasus dugaan penistaan agama dan penodaan agama.
“Kita menjerat dengan tiga Undang-Undang 156a KUHP, kemudian peraturan hukum pidana Undang-Undang nomor 1 tahun 1946 dan Undang-Undang ITE. Masing-masing ancamannya berbeda,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri segera mengadakan gelar perkara terkait kasus dugaan penistaan agama atau penodaan agama yang menyeret pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut gelar perkara dilakukan setelah proses penyidikan rampung.
“Setelah pemeriksaan saksi dan mendapat hasil Pusat Laboraturium Forensik (Puslabfor) Polri maka kita akan melakukan gelar perkara, tentu untuk menentukan tersangka,” ujar Ramadhan kepada wartawan, Sabtu (8/7/2023).
Ramadhan memastikan, Polri bersikap profesional dalam menangani kasus ini. Selain itu, proses penyidikan dilakukan secara transparan dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
“Prinsip kehati-hatian dan ketelitian ini tidak boleh diabaikan untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka,” kata Ramadhan.
(Agung)