spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    Ini Penyebab Harga Cabai dan Daging Ayam di Kota Bandung Masih Tinggi

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Harga daging ayam dan cabai di pasar tradisional kota Bandung masih tinggi.

    Saat ini harga daging ayam mencapai Rp40-42 ribu per kg. Sedangkan harga cabai rawit mencapai Rp40-50 ribu per kg.

    “Sudah seminggu lebih harga daging ayam dan cabai rawit belum ada penurunan. Bahkan harga cabai tanjung mencapai Rp80.000-Rp100.000/kg di pasar tradisional,”kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah Senin (3/7/2023).

    BACA JUGA:

    Layanan Konsumsi Diberhentikan, Ini yang Dilakukan Jemaah Haji Jabar di Mekkah

    Namun begitu,  harga daging ayam di toko ritel jauh lebih murah dibandingkan pasar tradisional.

    “Kemarin hari Minggu saya memantau ke salah satu toko ritel. Harganya dibanderol Rp29.900. Itu beratnya 0,8 kg atau 0,9 kg. Kalau per kilogramnya jatuh di harga Rp33.000,”katanya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan, salah satu faktor kenaikan karena harga pakan yang naik, permintaan yang meningkat.

    BACA JUGA:

    Jelang Pemilu 2024, KPK Ajak Masyarakat Kota Bandung Perangi Politik Uang

    “Termasuk untuk cabai pun permintaannya meningkat. Cabai merah tanjung dipakai untuk masak. Sering dipakai untuk masak besar, apalagi di hari Iduladha,”kata Meiwan.

    Meiwan menjelaskan, alasan perbedaan harga di pasar tradisional dengan toko ritel. Menurutnya, di pasar tradisional rata-rata menjual per kilogram. Sementara di toko ritel tidak per kilogram.

    “Biasanya kurang dari 1 kg, seperti 0,8 kg atau 0,9 kg beratnya,”ucapnya.

    Faktor lainnya, toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong dari distributor langsung dan tinggal dijual. Sedangkan di pasar tradisional alurnya lebih panjang.

    “Pertama mereka dapat dari peternak, kemudian dari distributor. Di pasar ada bandar lagi, dari bandar baru ke pengecer.

    Dari distributor ke bandar pasti ambil untung lagi. Makanya bisa terjadi perbedaan,”ungkapnya.

    Lain halnya dengan cabai. Ia menjelaskan, cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih yang bersih dan dikemas dengan baik. Berbeda dengan cabai yang ada di pasar tradisional.

    Untuk mengembalikan kestabilan harga, pihaknya terus memantau harga dan ketersediaan.

    “Ketersediaannya dulu yang kita pastikan aman sambil kita memantau pergerakan harganya. Kita juga terus berkoordinasi dengan pihak distributor ayam dan cabai serta daerah penghasil. Kenaikan bukan hanya di Kota Bandung, tapi rata hampir di semua daerah,” ujarnya.

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img