Rabu 11 Desember 2024

Layanan Konsumsi Diberhentikan, Ini yang Dilakukan Jemaah Haji Jabar di Mekkah

MEKKAH,FOKUSJabar.id: Jemaah haji Jabar di Mekkah harus mengantre di berbagai kedai dan restoran makanan yang ada di Mahbas Jin Mekkah. 

Hal tersebut dikarenakan Pelayanan konsumsi bagi jemaah haji di Kota Mekkah sementara berhenti dari 25 Juni 2023 hingga 3 Juli 2023.

Jemaah harus berbelanja makanan yang ada di sekitar pemondokan menggunakan uang living cost dari pemerintah di asrama haji.

Situasi di kawasan pemondokan Jemaah Haji Jawa Barat di Mahbas Jin pun sangat ramai, terutama pada pagi hari. 

Jemaah Haji Jawa Barat berburu makanan dari satu kedai ke kedai yang lainnya, dari warung makanan Indonesia dan minimarket sampai ke restoran makanan mancanegara.

BACA JUGA: Jemaah Haji Dianjurkan Bayar Dam di Lembaga Resmi, Ini Caranya

Jemaah Haji Jawa Barat mengantre dengan tertib. Di sebuah gang di area pemondokan, terlihat puluhan orang mengantre menuju sebuah kedai makanan Indonesia. 

Muhammad, seorang jemaah haji asal Kabupaten Bandung, mengungkapkan bahwa pemandangan panjangnya antrean di kedai makanan ini sangat menarik.

“Saya melihat banyak hal yang kita pelajari di Tanah Suci. Kita sering berebutan tempat duduk di bus sholawat dengan jemaah haji dari negara lain, berebutan untuk membeli makanan, air minum, atau bahkan antrean di toilet di Mina,” katanya Minggu (2/7/2023).

Di kedai tersebut, Muhammad membeli oseng sayur campur dan balado goreng kentang sebagai hidangan makan siang dan makan malam. Ia memaklumi bahwa pemerintah tidak menyediakan konsumsi karena adanya banyak kendala lalu lintas dan penutupan jalan.

“Kita memahaminya. Lalu lintas sangat padat, banyak jalan yang ditutup. Ke Masjidil Harom saja belum ada bus. Sulit bagi katering untuk mengantarkan makanan ke hotel kita,” kata dia. 

“Untungnya, pemerintah memberikan dana sebesar Rp3 juta untuk membeli makanan selama masa ini. Kita tetap menikmatinya, semoga ini bisa menjadi bagian dari ibadah kita,” kata dia menambahkan. 

Jemaah Haji Jabar Antre di Kedai Makanan

Jemaah haji asal Kota Bekasi, Iis, pun tampak mengantre martabak telur khas Turki di sebuah kedai bersama jemaah haji lain asal Jawa Barat. Ia mengatakan absennya konsumsi dari hotel menjadi kesempatannya berjelajah kuliner.

“Kita sih ada masak, beli rice cooker. Tapi pengen jajan juga kan. Sudah banyak jajan di sini, dari martabak, kemaren beli bubur ayam sama bala-bala, bubur kacang juga ada. Apalagi bakso, sering. Lumayan enak-enak,” kata Iis.

Iis mengatakan, sebagian jemaah yang tergabung dalam kelompok bimbingan ibadah haji mendapat makan dengan cara koordinasi. Sebagian jemaah haji mandiri pun kerap menitip makanan kepada kelompok-kelompok bimbingan yang ada.

Jemaah haji lainnya asal Kabupaten Pangandaran, Partini, tampak sedang menunggu di kedai bakso Rusia. Jemaah haji Jawa Barat menyebut kedai ini dengan nama demikian karena bakso ini dijual di hotel pemondokan jemaah haji asal Rusia, yang ada bendera Rusia yang terpampang di dinding-dinding hotelnya.

“Lagi pengen bakso buat sarapan, buat dicampur pakai nasi yang dimasak di kamar. Ini masih nunggu refill karena baksonya habis. Kita sabar saja, mudah-mudahan jadi ibadah buat semua,” kata Partini.

BACA JUGA: Jelang Pemilu 2024, KPK Ajak Masyarakat Kota Bandung Perangi Politik Uang

Ketertiban yang ditunjukkan oleh jemaah haji asal Jawa Barat saat membeli makanan ini mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, yang secara langsung memantau kondisi para jemaah yang sedang antre untuk membeli makanan di area Mahbas Jin pada hari Sabtu (1/7/2023).

“Alhamdulillah, jemaah haji asal Jawa Barat sangat tertib, tidak ada persaingan yang berlebihan. Mereka antre dengan sabar meskipun perut mereka kosong. Semoga ketertiban ini terus terjaga di mana pun mereka berada, dan memperkuat budaya tertib sebagai ciri khas orang Jawa Barat,” ucapnya.

Ia pun mengajak para bupati dan wali kota untuk menganggarkan biaya makanan dan minuman bagi para jemaah haji saat layanan konsumsi di Mekkah terhenti. Ia mengatakan dengan adanya anggaran khusus dari bupati dan wali kota, pembelian makanan di masa-masa sebelum dan setelah puncak haji ini dapat dipenuhi. 

Pelaksanaannya, bisa saja pembelian makanan dikoordinasikan dengan pengelola tempat makan sekitar pemondokan sehingga jemaah haji tinggal menikmatinya di pemondokan. Atau dikoordinasikan seperti yang dilakukan sejumlah KBIH.

“Memang beberapa hari ini masyarakat Jawa Barat, makan itu sekarang mendatangi restoran. Alhamdulillah mereka tidak kesulitan komunikasi karena para pedagang sudah bisa bahasa Indonesia. Bahkan bisa pakai rupiah,” kata Uu di Mekkah, Sabtu (1/7/2023).

Kedepannya, katanya, pemerintah bisa memberikan uang untuk para jemaah haji, termasuk uang makan untuk keberangkatan dan kepulangan jemaah.

“Para bupati dan wali kota harus ada bantuan hibah kepada jamaah untuk mengantisipasi tidak adanya konsumsi. Saya harap ada juga makanan untuk keberangkatan dan kedatangan di Tanah Air, juga di hari-hari sekitar puncak haji,” katanya.

Di sisi lain, Pak Uu mengatakan perjuangan memasak sendiri atau membeli makanan di tempat makan sekitar pemondokan dapat menjadi ladang ibadah, apalagi disertai dengan kesabaran.

Berita Terbaru

spot_img