Kamis 12 Desember 2024

Panglima TNI Ditantang Megawati Tambah Kapal Perang Buatan RI

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Megawati Soekarnoputri menantang Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono untuk menambah jumlah kapal perang jenis korvet buatan dalam negeri.

Megawati menyebut ketika dirinya melayangkan pertanyaan itu justru Yudo terdiam. Padahal, kata dia, penambahan armada kapal perang buatan dalam negeri bukan persoalan sulit.

“Kalau ini sudah bisa dibuat oleh anak bangsa, kira-kira berapa lagi yang mau dibuat? Lalu, Pak Yudo nya diam. Saya kemudian bilang ‘saya kan ketua umum partai. Terus di sini kan ada Ketua DPR. Ada yang namanya Pak Olly Dondokambey (Bendum PDIP). Jadi, kan bisa bicara dong urusan anggarannya.’ Beliau langsung senyum-senyum,” ungkap Mega di Jakarta Utara, Kamis (1/6/2023) malam.

“Saya pikir masuk ini (programnya),” kata dia.

BACA JUGA: Meski Sudah Sita Sekitar Rp100 M, KPK Terus Bidik Aset Rafael Alun

Dalam sambutannya itu, Megawati menyebut, publik lupa Indonesia merupakan negara kepulauan. Maka, angkutan laut menjadi fasilitas yang penting.

“Negara kita ini adalah the biggest archipelago in the world,” katanya, melansir IDN.

Dia mengingatkan negara-negara yang memiliki alutsista hebat merupakan negara benua, bukan kepulauan. Sehingga, kata Megawati, seharusnya Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri alutsistanya.

Apalagi, kata Megawati, ketika ia diberikan kepercayaan memimpin Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), orang-orang pintar di Tanah Air berlimpah.

Pernyataan Megawati itu disampaikan di sela peresmian KRI Bung Karno-369 sebagai kapal perang kepresidenan. Ini merupakan kapal perang jenis korvet pertama yang diproduksi dalam negeri. Korvet sebelumnya masih dibuat di Belanda.

Sementara, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, menjelaskan KRI Bung Karno-369 diproduksi PT Karimun Anugrah Sejati di Batam. Proses produksi memakan waktu 12 bulan.

“Iya, betul (ini produk pertama buatan dalam negeri) untuk jenis korvet. Apalagi, jenis ini baru pertama kali kami buat. Korvet sebelumnya dibuat di Belanda,” ungkap Ali, dalam kesempatan yang sama.

Bukan hanya dibangun di Indonesia, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang digunakan untuk KRI Bung Karno-369 bahkan hingga 80 persen.

“Untuk mesin memang masih dari luar (Indonesia). Tapi, desain, platform, lalu sistem komunikasi sudah menggunakan banyak peralatan dalam negeri (TKDN) sudah 80 persen,” tutur dia.

KRI Bung Karno-369 bakal menggantikan KRI Barakuda-633 yang sudah beroperasi selama 27 tahun.

Ali menjelaskan alasan di balik pemilihan nama Bung Karno untuk KRI-369. Menurutnya, hal tersebut lantaran kapal perang itu akan dioperasikan sebagai kapal kepresidenan. Selain itu, KRI-369 menjadi perwujudan impian Bung Karno terkait kejayaan maritim Indonesia, dengan pembuatan di dalam negeri.

Meski fungsi dasarnya sebagai kapal kepresidenan, pada kondisi mendesak, kapal ini bisa dipakai sebagai armada perang. Nantinya, kapal itu akan ditempatkan di Armada I yang bermarkas di Tanjung Pinang.

“Jadi, karena kapal ini kapal kepresidenan, maka sudah selayaknya kami beri nama Presiden pertama RI, yaitu Bung Karno. Dalam kondisi damai, kapal akan diperuntukan sebagai Kapal Kepresidenan. Sedangkan, saat kondisi mendesak KRI Bung Karno akan full mission untuk bertempur,” ujarnya.

KRI Bung Karno-369 yang dibangun selama satu tahun, ternyata memiliki keunggulan dibandingkan kapal perang kepresidenan sebelumnya, KRI Barakuda 633. Secara dimensi lebih besar dan persenjataannya juga lengkap.

“KRI Barakuda adalah FPB-57, panjangnya hanya 57 sampai 59 meter. Nah, ini kami sudah lebih maju lagi dan persenjataannya (KRI Bung Karno) yang lebih lengkap,” ujar Ali.

Mengutip informasi resmi dari TNI AL, KRI Bung Karno -369 memiliki panjang 73 meter, lebar 12 meter, dan tinggi lima meter. Korvet Bung Karno memiliki berat 650 ton dengan anak buah kapal sebanyak 55 orang. Kapal ini mampu berlayar dengan kecepatan jelajah 22 knot serta kecepatan maksimal 24 knot.

Kapal ini akan dipersenjatai dengan satu Meriam Leonardo 40 mm, dua senapan mesin berat 20 mm, dan dua peluncur rudal permukaan ke udara. KRI Bung Karno juga akan dilengkapi terpedo dan sonar, serta dirancang mampu membawa helikopter Panther. Kapal perang tersebut turut dilengkapi helidek yang mirip dengan korvet kelas Bung Tomo.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img