TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya terus mengoptimalkan penanganan stunting agar target nasional tahun 2024 mendatang zero stunting mampu terwujud.
“Kita tentu bekerja keras dan bekerja sama dengan semua pihak untuk menyelesaikan kasus stunting. Agar Kota Tasikmalaya terbebas dari anak-anak stunting,” ungkap Pj Wali Kota Cheka Virgowansyah. Saat program Bageur di Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya Rabu (24/05/23).
Ia menjelaskan, peluncuran program Bageur yang oleh Pemkot sejak awal tahun ini mampu menurunkan angka stunting di Kota Tasikmalaya.
“Bageur ini program baru untuk mengurangi sekaligus menyembuhkan anak-anak yang terkategori stunting di Kota Ini,” ujar Cheka.
Ia menuturkan, pelaksanaan program bageur setiap hari Rabu, bersama-sama mendatangi keluarga yang kurang mampu maupun keluarga stunting. Sambil memberikan bantuan sembako dan makanan lainnya.
“Saya bersama beberapa pihak lainnya seperti pengusaha, organisasi profesi serta para dermawan janjian mendatangi keluarga. Kemudian memberikan bantuan langsung berupa sembako dan bantuan lainnya,” paparnya.
Baca Juga: Pengantin Baru di Banjar Dapat KTP dan KK
Selain program Bageur, Pemkot juga memprogram One ASN One Stunting (OAOS) sebagai upaya untuk menuntaskan kasus stunting” di Pemkot Tasikmalaya. Setiap ASN harus menjadi orang tua asuh bagi anak-anak stunting atau OAOS untuk mempercepat penyelesaian kasus,” terang Cheka.
Ia pun mengklaim, sejak program-program tersebut meluncur, jumlah kasus stunting di Kota terus berkurang karena anak-anak stunting tersebut mulai tumbuh dengan normal dan sehat akibat tercukupinya asupan gizi.
“Berdasarkan data, awal Januari lalu, jumlah anak stunting di Kota Tasikmalaya mencapai 1.730, namun sampai akhir April kemarin menurun sampai 790 kasus. Artinya tinggal sekitar 900 san lagi anak-anak yang terkategori stunting, dan ini menjadi tantangan kita untuk menuntaskan,” pungkasnya.
(Seda/Erwin)