CIAMIS,FOKUSJabar.id: Nek Rasih (70) tinggal di sebuah gubuk reyot di Dusun Tangkeban RT37/07 Desa Purwadadi Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar).
Nek Rasih sudah sekitar dua tahun menempati gubuk berdinding bambu yang sudah rapuh dan patah termakan rayap serta berlantaikan tanah.
Kondisi tersebut diperparah kerap kebanjiran saat musim penghujan.
BACA JUGA:
Pohon Ajaib Tumbuh di Makam Dipati Wiramantri
Kondisi Nek Rasih saat ini tengah menderita sakit di bagian tangan dan kakinya. Dia divonis menderita penyakit darah tinggi.
Nenek malang ini ditinggal suaminya sejak lama. Dia pun tidak memiliki keturunan.
Keluarga terdekatnya saat ini adikkandungnya yang tinggal berdekatan.
Meski sering diajak tinggal bersama, Nek Rasih kuekeuh memilih tinggal digubuk reyot miliknya.
Di dalam gubuknya hanya ada satu kasur dan bantal kapuk yang sudah lusuh. Tidak ada satupun lemari untuk menyimpan pakaian atau makanan.
Dia menyimpan pakaiannya di tempat seadanya dan makanan disimpan dalam rantang.
Di sekitar gubuknya terdapat banyak tumpukan kayu bakar yang Dia gunakan untuk memasak.
Di antara tumpukan kayu, nenek sebatang kara itu menempatkan tungku untuk memasak.
“Sudah lama nenek tinggal di sini. Dulu merantau ke kota dan jauh dari keluarga, tapi sekarang karena sudah tidak bisa kerja dan suami sudah meninggal, saya hanya menunggu sedekah dari saudara dan tetangga,” ungkap Nek Rasih kepada FOKUSJabar.
BACA JUGA:
Warga Rajadesa Ciamis Dilarang Pelihara Burung Merak dan Kasintu
“Nenek tidak punya uang untuk rehab rumah. Meski kondisinya seperti itu, mau tidak mau ditempati. Saat hujan sering kebanjiran,” kata Dia menambahkan.
Ketua RT37/07, Edi Gusmawan menyebut, Nek Rasih meski dalam kondisi sakit tidak pernah meminta saudaranya memasak.
Bahkan, jika saudaranya melarang memasak, si-nenek malah marah dan tetap memasak untuk dirinya.
Menurut Dia, meski Nek Rasih hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun, namun tidak pernah tercatat sebagai penerima program bantuan dari pemerintah.
“Nenek ini tidak menerima PKH maupun BPNT. Dia hanya beberapa menerima BLT DD,” beber Edi.
Sebelumnya Nenek Rasih tinggal di kota bersama suaminya. Namun setelah suaminya meninggal, Dia pulang kampung.
Edi berharap, Pemerintah Desa (Pemdes), kecamatan, Baznas dan Pemkab Ciamis menggulirkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
Silah adik Nek Rasih mengaku sering dimarahi jika membantu memasak.
“Kakak Saya suka marah jika dibantu memasak. Saya hanya bisa mengawasi saja karena tungkunya berada di tumpukan kayu,” kata Silah.
(Sajidin/Anthika Asmara)