JAKARTA,FOKUSJabar.id: Motif Mustofa (60) pelaku penembakan Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Pusat, terungkap.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pencarian motif dilakukan bersama-sama dengan Polda Lampung dengan menelaah rekam jejak pelaku.
Hengki menyebut, penyidik juga menganalisi tulisan-tulisan yang ditemukan pada saat penggeledahan tas pelaku. Merujuk dari bukti-bukti yang ada, penyidik akhirnya menemukan motif sementara.
“Dari alat bukti yang ada tulisan-tulisan, yang pertama motif sementara bahwa yang bersangkutan ini ingin mendapat pengakuan sebagai wakil nabi,” ujar dia di Polsek Menteng, Selasa (2/5/2023).
Hengki menerangkan, salah satu surat yang ditulis pelaku turut mengutip salah satu hadist nabi.
BACA JUGA: AKBP Achiruddin Terima Jatah Rp 7,5 Juta per Bulan dari Gudang Solar Ilegal
“Berdasarkan hadits di akhir zaman ada 73 golongan dalam Islam dan hanya satu golongan yang diakui dan itu adalah saya sebagai wakil Tuhan,” ujar dia.
Hengki menerangkan, temuan awal akan diperkuat dengan otopsi secara psikologi forensik. Mengingat, pelaku sudah menginggal dunia maka metode menggunakan restopektif.
Yang pasti, pelaku mengaku sebagai wakil nabi dan menuntut yang bersangkutan oleh MUI sebagai wakil nabi.
“Nanti akan ada profiling secara lengkap oleh tim APSIFOR sama tim Jatanras, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” ujar dia.
(Agung)JAKARTA,FOKUSJabar.id: Motif Mustofa (60) pelaku penembakan Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Pusat, terungkap.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pencarian motif dilakukan bersama-sama dengan Polda Lampung dengan menelaah rekam jejak pelaku.
Hengki menyebut, penyidik juga menganalisi tulisan-tulisan yang ditemukan pada saat penggeledahan tas pelaku. Merujuk dari bukti-bukti yang ada, penyidik akhirnya menemukan motif sementara.
“Dari alat bukti yang ada tulisan-tulisan, yang pertama motif sementara bahwa yang bersangkutan ini ingin mendapat pengakuan sebagai wakil nabi,” ujar dia di Polsek Menteng, Selasa (2/5/2023).
Hengki menerangkan, salah satu surat yang ditulis pelaku turut mengutip salah satu hadist nabi.
“Berdasarkan hadits di akhir zaman ada 73 golongan dalam Islam dan hanya satu golongan yang diakui dan itu adalah saya sebagai wakil Tuhan,” ujar dia.
Hengki menerangkan, temuan awal akan diperkuat dengan otopsi secara psikologi forensik. Mengingat, pelaku sudah menginggal dunia maka metode menggunakan restopektif.
Yang pasti, pelaku mengaku sebagai wakil nabi dan menuntut yang bersangkutan oleh MUI sebagai wakil nabi.
“Nanti akan ada profiling secara lengkap oleh tim APSIFOR sama tim Jatanras, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” ujar dia.
(Agung)JAKARTA,FOKUSJabar.id: Motif Mustofa (60) pelaku penembakan Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Pusat, terungkap.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pencarian motif dilakukan bersama-sama dengan Polda Lampung dengan menelaah rekam jejak pelaku.
Hengki menyebut, penyidik juga menganalisi tulisan-tulisan yang ditemukan pada saat penggeledahan tas pelaku. Merujuk dari bukti-bukti yang ada, penyidik akhirnya menemukan motif sementara.
“Dari alat bukti yang ada tulisan-tulisan, yang pertama motif sementara bahwa yang bersangkutan ini ingin mendapat pengakuan sebagai wakil nabi,” ujar dia di Polsek Menteng, Selasa (2/5/2023).
Hengki menerangkan, salah satu surat yang ditulis pelaku turut mengutip salah satu hadist nabi.
“Berdasarkan hadits di akhir zaman ada 73 golongan dalam Islam dan hanya satu golongan yang diakui dan itu adalah saya sebagai wakil Tuhan,” ujar dia.
Hengki menerangkan, temuan awal akan diperkuat dengan otopsi secara psikologi forensik. Mengingat, pelaku sudah menginggal dunia maka metode menggunakan restopektif.
Yang pasti, pelaku mengaku sebagai wakil nabi dan menuntut yang bersangkutan oleh MUI sebagai wakil nabi.
“Nanti akan ada profiling secara lengkap oleh tim APSIFOR sama tim Jatanras, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” ujar dia.
(Agung)