Kamis 12 Desember 2024

Viral Sekeluarga Makan Kertas di Depok, Ini Kata Wali Kota

DEPOK,FOKUSUJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Depok buka suara terkait viral satu keluarga dengan delapan anak yang makan kertas karena kesulitan ekonomi.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, Kota Depok sedang bersolek untuk bisa menggoda warganya.

“Depok lagi bersolek, lagi genit-genitnya, jadi pengen godain Depok, seperti disebut intoleran, kami pengen damai,” ujar Idris, Sabtu (22/4/2023).

Terkait viralnya informasi ada satu keluarga dengan delapan anak memakan kertas, Idris yang mengetahui hal itu, melakukan pencarian terkait kebenaran satu keluarga memakan kertas tersebut.

“Saya bilang cari alamatnya, mau saya kasih duit sebanyak-banyaknya,” ujar Idris.

BACA JUGA: Jokowi Disebut Endorse Erick Thohir sebagai Cawapres

Pemerintah Kota Depok telah berusaha mencari dan mengkonfirmasi kebenaran akan isu tersebut. Namun pada akhirnya satu keluarga dengan delapan anak memakan kertas merupakan tidak benar atau hoaks.

“Dicari, diubek-ubek, itu berita hoaks, tidak ada keluarga di Depok delapan anak di kasih makan kertas,” tegas Idris, melansir IDN.

Pemerintah Kota Depok meminta apabila terdapat isu hoaks, masyarakat harus melakukan konfirmasi dan tabayun. Masyarakat dapat mengonfirmasi sebuah isu yang menyangkut kemasyarakatan dengan berkomunikasi ke dinas terkait.

“Kalau ada berita kayak gitu diklarifikasi, kita punya Dinas Sosial, Satpol PP, dan wakil rakyat,” ucap Idris.

Sebelumnya, media sosial Twitter hingga Instagram diramaikan dengan postingan sebuah keluarga dengan delapan orang anak memakan kertas di Depok. Hal itu dilakukan karena keluarga tersebut mengalami masalah ekonomi, sehingga memberikan kertas untuk dikonsumsi anaknya.

Mengutip cerita di akun Twitter milik @vi_triasari, kepala keluarga tersebut memiliki pekerjaan serabutan. Sebelumnya ayah dari delapan anak itu pernah bekerja sebagai cook Helper sampai ojek online.

Motor yang digunakan ayah delapan anak itu mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa bekerja lagi sebagai ojek online. Bahkan sang ayah tersebut berjalan kaki hingga empat jam untuk mencari pekerjaan dan menggadaikan SIM C sebesar Rp50 ribu untuk membeli makanan kepada tukang bubur.

Tidak hanya itu, keluarga delapan anak itu juga disebut bertahan hidup dengan mengonsumsi nasi sisa hingga makan kertas dari kotak tahlilan untuk mengisi perut kosong.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img