TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Menyusul langkah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggenjot perbaikan infrastruktur jalan provinsi dan selesai sebelum h-10 lebaran, Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto sebut sudah siapkan skala prioritas.
Meskipun tidak ada kaitan dengan urusan mudik dan arus balik, pemerintah daerah akan berupaya fokus memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah kemampuan anggaran yang sangat terbatas.
Dan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terkait perbaikan jalan di Kabupaten Tasikmalaya, Ade Sugianto menerapkan skala prioritas dengan indikator kebutuhan masyarakat tadi.
BACA JUGA: Bawaslu: Kota Tasikmalaya Tinggi Tingkat Kerawanan Pemilu
“Kemampuan APBD 2023 kita jauh lebih kecil ketimbang permasalahan masyarakat. Maka dengan kemampuan yang ada, akan kita gunakan untuk menjawab permasalahan dengan mengacu kepada skala prioritas,” kata Ade Sugianto, Kamis (30/3/2023).
Yang jelas lanjut dia, jalan rusak di Kabupaten Tasikmalaya saat ini mencapai 32 persen.
“Meskipun tidak mungkin diperbaiki semua, minimal ada pembangunan jalan yang akan dilaksanakan pemerintah itu pun itu tadi, dengan skala prioritas,” ujar Ade.
Dia menyebutkan, pemerintah daerah mendapat pengalihan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar kurang lebih Rp80 miliar atau kurang dari Rp100 miliar untuk menutupi kebutuhan masyarakat tadi.
“Pada prinsipnya, untuk urusan kebutuhan masyarakat, kita akan mengupayakan memenuhinya meskipun tidak semua, karena ada keterbatasan APBD yang dimiliki pemerintah daerah,” kata dia.
Disinggung soal adanya larangan buka bersama bagi ASN, politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, bahwa pihaknya tidak melarang bagi ASN untuk buka puasa bersama.
“Bahkan saya tekankan agar ASN buka bersama saat tiba waktu Magrib. Asal jangan sebelum Magrib,” ucap Ade berseloroh.
Orang nomor satu di Kabupaten Tasikmalaya ini menyebutkan, hikmah puasa itu adalah membangun toleransi, memperkokoh kebersamaan serta perhatian lebih tinggi kepada sesama.
BACA JUGA: Terlibat Penggelapan, DPD Partai Golkar Kota Sukabumi Diberhentikan Sementara
Dan itu, ucap Ade Sugianto, tercipta salah satunya dengan kegiatan buka bersama.
“Yang tidak boleh itu adalah, dinas yang satu mengundang dinas yang lainnya, kemudian buka bersama-sama di tempat tertentu yang telah disiapkan,” kata Ade.
(Farhan)