Kamis 12 Desember 2024

Soal KKB, Mahfud: Pemerintah Bakal Berantas Siapa pun yang Usik Wilayah NKRI

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD menegaskan bahwa pemerintah tidak akan bernegosiasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) agar melepaskan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal itu diungkap Mahfud MD merespon video salah satu anggota KKB meminta kepada pemerintah untuk memerdekakan Papua. Bila permintaan itu tidak dipenuhi, maka pilot dari maskapai Susi Air tak bakal dilepas.

“NKRI berdasarkan konstitusi, hukum internasional, dan kenyataan faktual. (Papua) adalah bagian yang sah dari NKRI. Oleh sebab itu, tidak ada negosiasi soal itu dan kami akan mempertahankan serta memberantas setiap yang ingin mengambil bagian secuil apapun dari NKRI,” kata Mahfud di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

BACA JUGA: Jokowi: Seluruh Puskesmas Harus Punya USG

Ia juga menyebut bahwa pemerintah sejauh ini telah menempuh pendekatan persuasif dalam pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens. Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu kini disandera oleh KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya di Distrik Paro, Nduga, Papua.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menyampaikan bahwa keselamatan Captain Philips menjadi prioritas pemerintah.

Sementara, pada 15 Februari 2023 lalu mulai tersebar sejumlah foto yang menggambarkan pria asing dan KKB Papua.

Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh membenarkan, bahwa pria asing di dalam foto adalah pilot Susi Air yang sedang mereka cari.

“Pada rekaman video yang beredar, KST (Kelompok Separatis Teroris) telah mengakui melakukan aksi teror membakar pesawat Susi Air dan melakukan penyanderaan terhadap pilotnya,” ungkap Saleh di dalam keterangan tertulis pada Rabu kemarin.

Sementara, Kapolda Papua, Irjen (Pol) Mathius Fakhiri mengatakan foto dan video berisi footage Captain Philips diambil beberapa saat usai pesawat Susi Air dibakar di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga. Saat ini tim gabungan TNI-Polri sedang mencari jalan untuk mengetahui lokasi Captain Philips disandera.

Saat ini, kata Mathius, Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge telah mengirimkan tokoh agama dan masyarakat setempat ke Distrik Paro. Tujuannya, agar bernegosiasi dan Captain Philips bisa dibebaskan.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kami mendapat laporan terkait keberadaannya. Sehingga, dapat dilakukan evakuasi terhadap yang bersangkutan,” ungkap Mathius, melansir IDN.

Captain Philips disandera pada 7 Februari 2023 lalu usai melakukan penerbangan dari Timika dan menurunkan lima penumpang. Saat pesawat Susi Air diparkir di Lapangan Terbang Distrik Paro, tiba-tiba dibakar oleh sejumlah anggota KKB yang bermarkas di sana.

Menurut keterangan dari Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom, saat ini Captain Philips sudah tidak lagi berada di Distrik Paro.

“Saat ini pilot sudah bersama dengan Egianus Kogoya. Mereka sudah keluar dari Paro beberapa hari lalu. Sekarang mereka sudah berada di Kampung Alguru,” ujar Sebby, Selasa (14/2/2023).

Ia mengatakan, keberadaan sang pilot dalam kondisi sehat. Captain Philips, kata Sebby, dilaporkan sudah beraktivitas seperti masyarakat biasa.

Ia disebut sudah membaur dengan budaya warga setempat seperti membakar batu dan bermain di kali. Lalu, kata Sebby, Captain Philips juga telah diajari cara menembak di markas besar TPNPB-OPM.

“Dia itu Captain Philips yang disandera oleh kami, bukan sebagai musuh. Dia (diperlakukan sebagai saudara atau teman). Mereka bersama-sama tinggal di markas, saling bantu untuk mencari kayu bakar sebagai bahan memasak,” tutur Sebby.

Lebih lanjut, Sebby menjelaskan, pilot Susi Air itu bakal dijadikan alat untuk bernegosasi dengan pemerintah pusat di Jakarta. Ia juga menyebut pihaknya tidak segan-segan mengeksekusi pilot tersebut seandainya Jakarta tak memenuhi tuntutan mereka, yakni agar Papua lepas dari Indonesia.

“Pilot masih hidup dan dia akan disandera buat negoisasi dengan Jakarta. Jika Jakarta kepala batu, maka pilot akan dieksekusi. Nanti, kami dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB-OPM akan monitor,” ungkap Sebby pada 7 Februari 2022.

“Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan melepaskan pilot yang kami sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan melepaskan kami dari negara kolonial Indonesia,” tutur dia.

Sebby mengatakan, pihaknya bakal melayangkan surat ke Pemerintah Selandia Baru, negara asal pilot Susi Air. Mereka menuntut pertanggung jawaban dari Selandia Baru.

“New Zealand, Australia, Eropa, dan Amerika mengirim senjata kepada TNI-Polri. Mereka melatih TNI-Polri untuk membunuh orang asli Papua selama 60 tahun,” katanya.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img