Kamis 12 Desember 2024

Gerindra Tanggapi Isu PKB dan NU Tak Akur

JAKARTA,TM.ID: Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco, menanggapi isu yang menyebut hubungan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nahdlatul Ulama (NU) sedang tidak baik.

Dasco berharap, hubungan PKB dengan NU bisa terjalin baik, mengingat Gerindra memiliki hubungan baik dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) maupun PKB.

“Tentunya karena berhubungan baik dengan PKB, berhubungan baik dengan NU, Gerindra berharap bahwa kondisi keduanya ini juga berlangsung baik-baik saja,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2023).

Dasco menyebut, hubungan baik Gerindra dengan PBNU terlihat dari undangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan sejumlah jajaran partai ke acara Puncak Resepsi Hari Lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.

BACA JUGA: Bertemu Cak Imin, Airlangga Ajak PKB Gabung KIB

“Saya pikir kan gini, bahwa dengan PKB kami kan adalah rekan koalisi. Kami juga berhubungan baik dengan PBNU, kelihatan kan kemarin bahwa Pak prabowo beserta pimpinan teras partai hadir pada saat acara NU kemarin,” kata dia, melansir IDN.

Sebelumnya, Pengamat Politik dari Citra Institute, Efriza, menilai peluang Prabowo Subianto memenangkan Pilpres 2024 sangat kecil jika berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres).

“Kalau Muhaimin dipilih jadi cawapres (berpasangan dengan Prabowo) tentunya sangat besar kali, peluang isu, yang akan dimainkan lawan politiknya dan tentu jadi isu yang panas. Sehingga potensi untuk menurunkan popularitas dan elektabilitas dari kedua pasangan ini tentu sangat tinggi,” kata dia, saat dihubungi IDN Times.

“Apakah hasilnya Prabowo Muhaimin bakal menang? Tentu sangat kecil peluang untuk menangnya,” sambung Efriza.

Efriza menyebut, jika dilihat dari situasi dan unsur NU, terlu berisiko bagi Prabowo jika memilih Muhaimin sebagai cawapres.

“Muhaimin secara komunikasi juga sering kali berlebihan dari masalah penundaan pemilu, lalu juga tentang dia dengan puan, ini menunjukkan semestinya Prabowo jangan pilih Muhaimin,” ucap dia.

Selain itu, pria yang akrab dipanggil Cak Imin juga dianggap memiliki hubungan yang tidak baik dengan sejumlah petinggi NU. Muhaimin juga memiliki catatan buruk dengan NU yang secara garis besar merupakan simpatisan Gus Dur.

“Kalau bicara NU jelas bahwa kiai, ulama, ketum masih mempengaruhi pilihan santrinya. Tentu apa yang pernah menjadi permasalahan Muhaimin akan terekam jelas buat mereka, bahwa Muhaimin pernah offside, dapat peringatan dari Ketum NU, dan pernah bergesekan. Tentu mereka tidak menaruh simpati 100 persen lagi,” kata Efriza.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img