BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung akan menggunakan teknologi Wolbachia untuk mencegah kenaikan kasus Demam Berdarah Dangue (DBD).
Teknologi Wolbachia ini akan menanamkan bakteri ke dalam nyamuk, sehingga nyamuk tidak produktif menyebarkan virus Dengue Hemmorhagic Fever (DHF).
“Jadi tidak akan beranak, menyebar dan seluruh anaknya juga akan seperti itu. Mandul dan tidak bisa menyebarkan DBD,” kata Kadinkes Kota Bandung Anhar Hadian di Balaikota Bandung Jalan Wastukencan, Jabar, Rabu (4/1/2023).
BACA JUGA: Januari 2020, Sudah 90 Kasus DBD Tercatat di Dinkes Kota Bandung
Teknologi Wolbachia, kata dia, sangat cocok diterapkan di Kota Bandung yang kasus DBD nya meccapai ribuan selama 2021-2022. Dari data yang dihimpun, total 3.743 kasus DBD terjadi pada 2021, sedangkan 4.697 kasus terjadi pada 2022.
“Berbagai cara penanggulangan DBD yang sudah dilakukan cenderung stagnan, tingkat keberhasilannya rendah. Tiap tahun kasus selalu tinggi. Kita berusaha menghilangkan nyamuknya tidak bisa. Teknologi barunya itu dengan menanamkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk itu,” kata dia.
Anhar menyebut penerapan bakteri Wolbachia di Yogyakarta bisa menekan angka DBD hingga 60 persen. Dia yakin kasus DBD di Kota Bandung bisa menurun tahun ini.
BACA JUGA: Tahun 2022, Sebanyak 4.500 Kasus DBD Terjadi di Kota Bandung
Kendati begitu, Anhar belum bisa memastikan kapan mulai dicanangkan teknologi Wolbachia. Namun pihaknya sudah menyiapkan diri untuk memulai program tersebut.
“Pelatihan sudah, infrastuktur semuanya kami sudah siap, tinggal nunggu pusat mau mencanangkannya kapan, karena ini langsung dari kementerian Kesehatan dan beberapa perguruan tinggi yang terlibat,” kata dia.
Sebagai mitigasi awal, pihaknya menggiatkan kembali pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pemantau jentik (jumantik), dan pelaksanaan fooging apabila diperlukan.
(Yusuf Mugni/LIN)