BANDUNG, FOKUSJabar.id: Kontingen Jawa Barat berhasil menjadi juara umum pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2021 lalu dengan raihan 133 medali emas, 105 perak dan 115 perunggu. Prestasi membanggakan back to back juara umum PON, tidak terlepas dari peran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar yang dianggap berhasil melakukan pembinaan atlet.
Kesuksesan Jabar mendulang banyak medali emas dan keluar sebagai juara umum pada PON XX tidak terlepas dari peran cabang olahraga peraih medali emas terbanyak dan menjadi juara umum di cabang olahraga masing-masing diantaranya angkat besi, angkat berat, atletik, bola voli, bulutangkis, catur, dayung, hoki, karate, menembak, pencak silat hingga taekwondo. Hasil gemilang yang diraih tersebut, tidak terlepas dari pembinaan atlet yang baik maupun sisi organisasi yang sehat.
Salah satu sosok yang berperan dalam pencapaian prestasi back to back juara umum PON tersebut yakni M Budiana yang menjabat sebagai Ketua Harian KONI Jabar. Beliau dinilai sejumlah pegiat olahraga Jabar, pengurus cabang olahraga, para atlet hingga para tokoh olahraga Jabar merupakan sosok yang pantas dan mampu membawa KONI Jabar lebih maju.
Dengan pengalaman yang dimiliki dan aktif dalam pembinaan olahraga prestasi di Jabar sejak tahun 2000-an, menjadi bekal yang cukup bagi M. Budiana memimpin KONI Jabar empat tahun kedepan. Seperti diketahui, pemilihan Ketua Umum KONI Jabar masa bakti 2022-2026 akan dilaksanakan padsa 22-23 Desember 2022 pada gelaran musyawarah olahraga provinsi (Musorprov).
“Prestasi Jabar itu tidak datang ujug-ujug, tetapi melalui proses panjang. Kita harus melakukan pembinaan baik kepada atlet maupun organisasi, jadi bukan harus mendatangkan atlet berprestasi dari daerah lain,” kata M Budiana saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (20/12/2022).
BACA JUGA: Soal Suksesi Kepemimpinan KONI Jabar, Pakar Tata Negara: Pilih yang Jelas Track Recordnya
Dalam proses pembinaan, kata Budiana, keberadaan sumber daya manusia (SDM) yakni atlet potensial memerlukan adanya pembinaan yang lebih maju. Semua perkembangan atlet, baik Jabar maupun pesaing daerah lain, harus masuk dalam pantauan secara cermat.
“Sport intelegence sudah mampu kami jalankan secara maksimal. Kami mendata setiap atlet manapun, lengkap dengan catatan prestasinya. Jadi kita juga tahu persis kekuatan calon lawan. Kalau kita membina atlet secara maksimal, tapi tidak tahu kekuatan lawan maka seperti orang buta maju perang,” Budiana menegaskan.
Salah seorang atlet bola voli indoor putra Jabar, Muhammad Farhan menilai jika sosok M. Budiana merupakan sosok yang sangat pas memimpin KONI Jabar empat tahun kedepan. Proses pembinaan yang dilakukan, tidak hanya dari sisi teknis tapi juga memperhatikan faktor non-teknis atlet.
“Saya sangat merasakan itu. Prestasi yang saya capai di bola voli sangat diapresiasi Pak Budiana, bahkan memberikan deasiswa bagi saya untuk menempuh pendidikan di FISIP Unpas. Bagi sebagian orang mungkin biasa saja, tapi bagi saya itu luar biasa. Saya bisa fokus pada prestasi keatletan saya, tanpa harus mengenyampingkan pendidikan saya. Itu semua berkat Pak Budiana, jadi sangat pas memimpin KONI Jabar kedepan,” Farhan menegaskan.
(Ageng)