BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kelompok Keilmuan (KK) Ilmu Keolahragaan, Sekolah Farmasi, ITB, melakukan kegiatan Edukasi Gaya Hidup Sehat pada Penderita Diabetes Melitus. Kegiatan yang didukung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB melalui skema PPMI 2022 ini digelar di Puskesmas Ibrahim Adjie, Kota Bandung pada Kamis (17/11/2022) dan Puskesmas Sayang, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (24/11/2022).
Ketua Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat, Nia Sri Ramania mengatakan, Indonesia menempati posisi ketiga prevalensi penyakit diabetes melitus di Asia Tenggara. Untuk itu, diperlukan tindak lanjut untuk menekan penyakit diabetus melitus di masyarakat.
“Diabetes melitus merupakan penyakit kronis atau menahun yang menyerang pada kemampuan tubuh yaitu saat hormon insulin dalam tubuh tidak memenuhi kebutuhan untuk mengolah gula darah menjadi energi. Karena itu seseorang yang mengidap diabetes melitus ditandai dengan tingginya kadar gula darah dan salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan manajemen asupan nutrisi serta aktivitas fisik yang tepat,” kata Nia yang juga merupakan dosen KK Ilmu Keolahragaan, Sekolah Farmasi, ITB.
Sasaran dari kegiatan kali ini, yakni prolanis dan kader Posyandu di area kerja Puskesmas yang bersangkutan. Prolanis atau Program Pengelolaan Penyakit Kronis merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS.
“Pada kegiatan yang digelar di dua lokasi tersebut, dihadirkan dua pemateri yang menyampaikan terkait langkah manajemen asupan nutrisi dan panduan olahraga kesehatan bagi penderita diabetes melitus. Sebelum pelaksanaan kegiatan, para peserta diberikan pelayanan cek kesehatan dan kondisi gula darah secara gratis,” kata Nia.
BACA JUGA: Ketua DPRD Kota Banjar Reses Masa Persidangan I
Materi terkait panduan olahraga kesehatan bagi penderita diabetes melitus diberikan langsung Nia Sri Ramania. Dalam pemaparannya, Nia menekankan olahraga dengan prinsip ATM yakni Aman, Terukur, Menyenangkan.
Nia pun menyampaikan panduan frekuensi olahraga minimal 3 kali dalam sepekan, intensitas berupa batasan denyut nadi sehingga olahraga tetap aman dilakukan dengan perhitungan 220 dikurangi usia dikali 70 persen.
“Panduan lain waktu olahraga yang dianjurkan terdiri dari 5 menit pemanasan, 30 aktivitas inti, dan 5 menit akhir untuk pendinginan. Olahraga harus dilakukan dengan perlengkapan dan lingkungan yang aman sehingga tidak menimbulkan resiko cedera. Penerapan harus dilakukan secara disiplin dengan cukup istirahat dan dilakukan dengan menyenangkan,” kata Nia.
Sementara materi terkait manajemen nutrisi yang sehat-seimbang untuk diabetes melitus disampaikan Dr. Apt. Maria Immaculata Iwo. Materi yang disampaikan meliputi pemahaman gizi seimbang, komponen nutrient, tata kelola dan anjuran makan untuk penderita diabetes melitus.
“Secara singkat penderita diabetes melitus harus menerapkan Prinsip 3J yaitu jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori, jadwal 3 kali makan utama dan 2 sampai 3 kali makan selingan porsi kecil, dan jenis makanan. Untuk jenis makanan mengutamakan karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, dan ubi, lalu pilih makanan rendah indeks glikemik dan beban glikemik. Bagi pasien diabetes melitus tipe 2, dianjurkan untuk membatasi asupan gula maksimal 50 gram per hari serta batasi konsumsi makanan tinggi minyak seperti gorengan,” Maria menegaskan.
Usai pemaparan materi, semua peserta kegiatan mengikuti senam aerobik bersama dengan intensitas rendah. Para peserta pun diminta menerapkan pengukuran intensitas olahraga sesuai dengan panduan yang diberikan pemateri sebelumnya.
(Ageng)