CIREBON,FOKUSJabar.id: Konsep smart home dewasa ini menjadi sebuah terobosan seiring pesatnya perkembangan teknologi. Di mana banyak aktivitas di dalam rumah kini dapat dilakukan hanya dalam satu genggaman tangan.
Misalnya, ketika melakukan kegiatan sehari-hari, seperti membuka pintu atau jendela, atau mematikan dan menyalakan lampu. Melalui perangkat teknologi yang terintegrasi atau pendekatan Internet of Things (IoT), bukan mustahil semua itu dapat dilakukan hanya dengan menempelkan jari pada ponsel.
Bicara mengenai IoT, terdapat salah satu sekolah yang berada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah X Jawa Barat yang telah mengembangkannya, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Cirebon.
BACA JUGA: Bjorka Jual Data PeduliLindungi, Menkes: Bukan Punya Kami!
Kepala SMKN 1 Kota Cirebon Arifuddin SPd M mengatakan, selama tahun 2022 ini ada sekitar 12 inovasi teknologi yang telah dikembangkan oleh peserta didiknya.
“Salah satunya itu kalau yang terkait IoT yaitu smart home,” ujar Arifuddin.
Ariffudin menjelaskan, melalui inovasi IoT yang dikembangkan oleh siswa /i SMKN 1 Kota Cirebon, mampu menghadirkan sistem pengaturan rumah secara otomatis yang dapat beroperasi secara jarak jauh lewat internet menggunakan perangkat pintar.
“Jadi seperti listrik AC, panel pintu, hingga CCTV (Closed Circuit Television) semua bisa diatur melalui handphone kita. Jadi walaupun kita berada jauh dari rumah misalnya di luar kota, terus lupa menutup dan mengunci pintu, kita bisa melakukannya dari jauh,” papar Ariffudin.
Ariffudin menjelaskan, siswa/i SMKN 1 Cirebon tidak hanya piawai merancang software, namun mereka juga dapat memproduksi perangkat keras atau hardware produk smart home tersebut.
Dalam proses produksi smart home di SMKN 1 Kota Cirebon ini, dia mengatakan, melibatkan siswa/i di jurusan teknik kontruksi untuk permodelan. Sedangkan untuk aplikasi dan pengembangan software dilakukan oleh siswa/i jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
“Nah untuk perakitannya itu oleh siswa di jurusan elektronika,” katanya.
Arifuddin menambahkan, SMKN 1 Kota Cirebon telah menerapkan Kurikulum Merdeka Berbagi. Kurikulum ini dirancang dan disetujui oleh sejumlah stakeholder, termasuk oleh mitra industri. Sehingga setiap kegiatan belajar mengajar yang diikuti oleh siswa/i dipastikan sudah selaras dengan kebutuhan industri.
“Sekarang ini ada 109 industri yang bermitra dengan kami baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya itu perusahaan dari Perancis, Schneider Electric,” katanya.
Dengan banyaknya produk smart home dari industri besar yang menguasai pasar, Arifuddin optimis produk smart home yang dirancang oleh SMKN 1 Kota Cirebon memiliki kualitas yang tak kalah saing. Menurut dia, memang saat ini banyak ditemukan produk smart home buatan industri yang dijual secara masal namun memiliki kelemahan, yaitu rawan diretas.
“Berbeda dengan produk kami, karena memiliki server IoT sendiri jadi lebih aman. Kita juga membuat secara costom sesuai dengan yang diinginkan oleh yang memesan, jadi kalau soal harga bisa lebih murah dari yang dijual dipasaran,” katanya.
Lebih lanjut, Arifuddin mengatakan, kualitas dan kapasitas siswa/i SMKN 1 Kita Cirebon dalam mengembangkan IoT ini pun sudah teruji. Itu ditandai dengan adanya perjanjian kerjasama dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPIK-ITB) pada Oktober 2022 lalu.
“Dalam MoU (Memorandum of Understanding) itu pihak ITB memiliki software untuk Smart City sementara SMKN 1 Kota Cirebon merancang hardware,” pungkasnya.
Kepala Cadisdik Wilayah X Jawa Barat Ambar Triwidodo mengatakan pihaknya mendorong sekolah, khususnya SMK yang ada di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon untuk terus berinovasi.
Dia berharap dengan hadirnya inovasi baru yang dirancang oleh siswa/i dapat memberikan manfaat dan berdaya guna.
Seperti halnya produk smart home yang dirancang oleh SMKN 1 Kota Cirebon, menurut dia, itu akan bermanfaat di era digital ini.
“Sekarang ini kan sudah zamannya digital. Teknologi sangat diandalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ambar.
Namun Ambar mengajak agar jangan lekas puas, terlebih kemajuan teknologi berjalan dengan cepat seiring kemajuan zaman. Jika tidak dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi itu maka akan ditinggalkan oleh zaman itu sendiri.
“Namun poinnya, kita harus memberikan yang terbaik untuk negeri ini melalui sumbangan pikiran, ide dan inovasi. Karena yang terpenting, inovasi itu bukan bicara soal nilai jual tapi harus memiliki daya guna yang bermanfaat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, SMKN 1 Kota Cirebon merupakan satu di antara 35 SMKN yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Jabar. Karena itu, dia mendorong agar terciptanya inovasi produk dan strategi penjualan yang tepat sasaran.
“Termasuk menjaga kepercayaan pengguna jasa, pembeli produk maupun mitra industri dengan terus meningkatkan kualitas produk maupun jasa,” ujar Dedi Supandi.
Dengan status SMKN BLUD, ditargetkan kepada sekolah maupun siswa dapat berhubungan langsung dengan mitra industri. Sehingga ke depan, diharapkan menciptakan kemandirian bagi siswa.
“Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak menjadi konsep wirausaha,” pungkasnya.
(Agung)