Minggu 12 Januari 2025

Hadapi Resesi Ekonomi, Disperindag Jabar Siap Lakukan Rencana Aksi

BANDUNG,FOKUSJabar.id:  Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar akan melakukan rencana aksi Dengan penguatan program menghadapi resesi ekonomi. 

Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan mengatakan bahwa isu resesi sebagai peringatan awal jika pemerintah tidak melakukan antisipasi.

“Makna dari resesi harus dimengerti dahulu agar kita harus melakukan antisipasi A,B,C,D” kata Iendra dalam diskusi bersama mahasiswa dan wartawan di Caffe Sein Kiri Kota Bandung, Selasa (18/10/2022). 

BACA JUGA: RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya Raih Penghargaan Pelayanan JKN Terbaik

Menurutnya langkah antisipasi sudah dipersiapkan pemerintah pusat, juga pemerintah provinsi. Iendra memastikan langkah mitigasi sudah dimiliki. 

“Kita berkaca pada pengalaman mengendalikan pandemi Covid-19,” katanya.                          

Penguatan potensi lokal dinilai Iendra akan menjadi tameng menghadapi isu resesi. Potensi tersebut antara lain mengoptimalkan potensi sumber daya alam, menguatkan industri besar dan industri kecil menengah (IKM).

“Pada saat pandemi, kita lebih banyak mendorong IKM untuk melek digital. Sekarang dua sektor ini akan didorong bersamaan. Terutama memacu IKM untuk ekspor,” ujarnya.

Saat ini 98,8 persen ekspor Jawa Barat masih didominasi oleh sektor manufaktur besar. Sementara IKM dan ekonomi kreatif masih di bawah 2 persen.  

“Kita upayakan angka ini naek di atas 2 persen secara reguler. Terlebih ada potensi ekonomi kreatif yang menyumbang kontribusi 11 persen ke ekonomi Jawa Barat,” kata dia.

Ekonomi Jawa Barat pada triwulan II 2022 tumbuh positif sebesar 5,68% (yoy) meningkat dibandingkan Triwulan II 2022 yang tumbuh sebesar 5,61% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Di sisi lain, selain resesi ekonomi, penguatan IKM juga mengantisipasi ancaman krisis pangan. Pihaknya kini tengah memulai untuk meningkatkan kapasitas usaha dengan mematangkan konsep 1A (Administrasi) dan 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan kemasan).

Iendra mengatakan melalui prinsip 1A dan 4K ini memang dibutuhkan kolaborasi terintegrasi antar sektor, seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten/Kota hingga asosiasi.

Pasalnya, menurut Iendra Sumber Daya Alam (SDA) sangat potensial untuk dioptimalkan. Dalam rangka meningkatkan atau memanfaatkan Sumber Daya Alam di Jawa Barat yang cukup potensial. 

“Jadi kita mengoptimalkan pontesi secara maksimal, baik yang sifatnya bahan baku ataupun yang mendapatkan nilai tambah,” katanya.

Disperindag Jabar sendiri sepanjang 2022 ini sudah melakukan akselerasi sejumlah program guna mendongkrak laju perdagangan dan industri. Sejumlah program unggulan seperti Pasar Juara lewat revitalisasi pasar saat ini sudah mencapai 19 pasar rakyat dari target 25 pasar hingga 2023 mendatang.

Sementara untuk pasar rakyat ber-SNI dari target 10 pasar kini sudah mencapai 8 pasar. Sisa target menurutnya akan dikebut hingga akhir 2022 atau awal 2023. 

Disperindag Jabar juga mendorong potensi besar ekonomi kreatif dengan membangun pasar kreatif di Kota Bandung. 

“Pak Gubernur Ridwan Kamil mendorong ekraf lewat creative center dan pasar kreatif sekarang pasar kreatif sudah memasuki tahap kedua pembangunan,” kata dia.

Di program Logistik Juara, Disperindag Jabar memastikan pembangunan Pusat Distribusi Provinsi (PDP) yang berlokasi di Purwakarta sudah memasuki sepertiga tahap pembangunan dan akan segera diresmikan dalam waktu dekat. 

BACA JUGA: Penuhi Bronjong Di Desa Jajawar, BPBD Kota Banjar Koordinasi Ke BBWS

“PDP ini untuk mengefektifkan distribusi produk bahan pokok (konsumsi) sekaligus menjamin ketersediaan bahan pokok dan barang penting di Provinsi Jawa Barat. Kami merencanakan bisa membangun  dua PDP, satu di Purwakarta, satu lagi di Tasikmalaya. PDP juga bisa menjamin hasil produksi petani,” kata dia.

Terakhir, program Industri Juara difokuskan pada pengembangan Kawasan baru dilakukan sebagai upaya pemerataan pembangunan. Kawasan Rebana di utara difokuskan untuk pengembangan industri yang dapat dijadikan rantai pasok bagi Kawasan Bodebekkapur. 

“Saat ini ada 3 (Tiga) Kawasan Industri dalam Proses Pembangunan yakni Subang Smart Politan (PT Surya Cipta), PT. Taifa Industri dan Kawasan Industrial Estate Majalengka (KIEM) PT. Dwipapuri Abadi,” katanya.

Berita Terbaru

spot_img