JAKARTA,FOKUSJabar.id: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali meminta jajarannya untuk tidak mengekspor bahan mentah. Hal itu dilakukan agar nilai jualnya bisa tinggi.
Bahkan, Dia pun meminta Presiden Indonesia penggantinya juga tidak melakukan ekspor bahan mentah.
“Asal konsistensi, ini terus kita jaga. Siapapun nanti pemimpin, presiden konsitensi itu harus kita jaga dan terus kita tingkatkan, jangan kembali lagi ke ekspor mentah lagi. Hati-hati, kita semua harus mengingatkan,” kata Jokowi dalam acara Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia, Selasa (11/10/2022).
Jokowi mengatakan, Indonesia harus pantang mundur meski digugat dunia internasional. Saat ini, Uni Eropa ke World Trade Organization (WTO), karena melarang ekspor bahan mentah nikel.
BACA JUGA: Pemerintah Resmi Tetapkan Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023, Ini Daftarnya
“Kalau digugat dan kita mundur lagi, kapan lagi kita bisa menikmati komoditas-komoditas dan kekayaan yang dimiliki oleh kita,” kata dia, seperti dilansir IDN.
Menurutnya, melarang ekspor barang mentah salah satu cara untuk meningkatkan gross domestic product (GDP) Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap, GDP Indonesia pada 2030 mampu berada di tujuh besar negara maju.
“Saya yakin sekarang anak-anak muda kita, SDM-SDM kita, saya merasa sudah siap dalam pengambilalihan ini. Ini akan terus kita lakukan, sehingga target dari yang sudah kita itung nanti di tahun 2030-an, Indonesia akan masuk nomor 7 GDP yang paling besar dunia. Dan pada saat Indonesia emas itungan kita sudah masuk ke 4 besar atau 5 besar ekonomi dunia,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan Indonesia tidak akan lagi mengekspor nikel dalam bentuk bahan baku mentah atau raw material. Walau kebijakan ini berujung Uni Eropa menggugat RI ke WTO, Jokowi menyebut Indonesia memiliki argumentasi yang kuat.
“Kita punya argumentasi juga bahwa kita ingin membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya untuk rakyat kita. Gak tau menang atau kalah, ini masih dalam proses di WTO. Ya kita harapkan menang. Tapi yang jelas tidak akan kita hentikan. Meskipun dibawa ke WTO, stop bauksit tetap jalan, stop tembaga nanti tetep jalan. Inilah yang namanya nilai tambah,” kata Jokowi dalam arahannya di Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan, Senin (17/1/2022).
(Agung)