BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki emiten baru setelah tiga perusahaan melakukan listing perdana melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), Jumat (8/7/2022). Ketiga perusahaan tersebut yakni PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU), PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM), dan PT Arkora Hydro Tbk (ARKO).
Dikutip dari kumparan, ketiga perusahaan tersebut menjadi emiten tercatat ke-23, 24, dan 25 di BEI bulan ini dengan menawarkan harga saham yang berbeda-beda. Ketiga perusahaan tersebut pun menjadi emiten tercatat ke-781, 782, dan 783 di bursa hingga saat ini.
ARKO menawarkan harga IPO Rp300 per saham dari kisaran awal antara Rp286 per saham hingga Rp310 per saham. Lalu TRGU menawarkan saham di harga Rp210 per lembar melalui IPO. Kemudian CHEM menetapkan harga penawaran sebesar Rp150 per saham.
Saat perdagangan perdana, saham ARKO turun tipis 0,67 persen ke harga Rp298 per saham setelah sempat terkerek ke harga Rp338 per saham. Sambutan antusias investor atas IPO ARKO membuat kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 10,89 kali. Manajemen ARKO melakukan penambahan penerbitan saham baru yang berasal dari portepel sebanyak 28,99 juta saham menjadi 608,89 juta saham sehingga total dana yang diperoleh ARKO melalui aksi korporasi ini mencapai Rp182,67 miliar.
“Kami akan menggunakan dana hasil IPO untuk dua keperluan. Sebesar 63 persen untuk tambahan investasi pada anak perusahaan guna pengembangan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) ke depannya yaitu 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari,” kata Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko.
Sekitar 37 persen, akan digunakan perseroan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek. Sedangkan dana yang diperoleh dari kelebihan pemesanan penjatahan terpusat akan digunakan untuk modal kerja. Antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti biaya survei pencarian lokasi potensial baru, studi kelayakan, studi kelistrikan, dan studi lainnya terkait dengan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.
Sedangkan saham TRGU saat dibuka pada perdagangan perdana, melonjak Rp52 atau naik 24,76 persen ke posisi Rp262 per saham dari harga perdana Rp210 per saham. Saham TRGU berada di level tertinggi dan terendah Rp 262 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.661 kali dengan volume perdagangan 182.014 saham. Nilai transaksi Rp 4,8 miliar. Pada pukul 10.20 WIB, saham TRGU di posisi Rp262 per saham.
TRGU mengalokasikan dana IPO sekitar 46,67 persen untuk pembelian mesin baru guna meningkatkan kapasitas produksi HFM sebesar 600 metrik ton per hari. Sisanya sekitar 20 persen akan digunakan untuk pembelian tanah di Kawasan Industri Gresik sebagai tambahan fasilitas penunjang HFM.
“Sekitar 33,33 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas gudang dan pengepakan AGY yang berlokasi di Cilegon,” kata manajemen PT Cerestar Indonesia Tbk.
Direktur Utama PT Cerestar Indonesia Tbk, Indra Irawan mengatakan, prospek pada masa mendatang dinilai cerah karena pasar Indonesia masih cukup menjanjikan untuk pertumbuhan produk perseroan. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar di ASEAN, sehingga memiliki pangsa pasar domestik yang sangat kuat untuk menyerap produksi tepung terigu.
“Mengingat tingkat konsumsi per kapita tepung terigu yang masih cukup rendah, industri tepung terigu di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang,” kata Indra seperti dilansir liputan6.com.
Untuk saham CHEM pada perdagangan perdananya di pasar sekunder, dilansir investor.id, dibuka di Rp180 atau naik 20 persen dari harga perdana Rp150. Dalam setengah jam perdagangan di sesi I, saham CHEM diperdagangkan di level tertinggi Rp190 dan terendah di Rp141. Rata-rata harganya Rp164,5. Saat IPO, CHEM menerima kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 46,6 kali dari porsi pooling
Direktur Utama PT Chemstar Indonesia Tbk, Kwee menjelaskan, secara harga CHEM dapat dibilang masih undervalue jika dibandingkan dengan PER industri sejenis. CHEM adalah emiten termurah keempat di sektornya setelah FPNI, ESSA, dan BMSR ditambah dengan posisi CHEM yang menjadi saham yang masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) sesuai dengan penentapan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
“Prospek kinerja CHEM ke depan akan semakin baik, ditopang dari proyeksi dari Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) yang mengungkapkan bahwa industri tekstil diperkirakan dapat tumbuh di atas 10 persen pada tahun 2022,” kata Kwee.
BACA JUGA: Juli 2022, Aspal Jembatan Cipalih Ciamis Diperbaiki
Berikut sekilas profil terkait tiga emiten baru pasar modal Indonesia seperti dilansir dari investasimu.com
PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU)
Didirikan berdasarkan Akta No. 02 tanggal 10 Agustus 2020 dari notaris di Jakarta atas nama Dwi Yulianti, S.H., PT Cerestar Indonesia Tbk merupakan perusahaan induk yang membawahi perusahaan anak (PT Harvestar Flour Mills dan PR Agristar Grain Industry).
Perusahaan ini bergerak dalam bidang kegiatan usaha produksi produk-produk tepung olahan gandum seperti tepung terigu untuk konsumsi (food & bakery ingredients) hingga bahan baku ternak (feed ingredients). Berdasarkan volume produksi, produk-produk hasil olahan gandung perseroan dan perusahaan anak sebesar 78,00 persen adalah tepung terigu untuk konsumsi manusia dan hewan. Sisanya (by product) sebesar 22,00 persen menghasilkan Bran & Pollard yang dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak.
Perseroan dan Perusahaan Anak sudah memiliki 5 brand produk tepung terigu yakni Falcon, Seagull, Dragonfly, Bakestar dan Starfish. Perseroan melalui Perusahaan Anak juga memiliki 2 lini produksi dengan kapasitas 500 metrik ton dan 1 lini produksi dengan kapasitas 600 metrik ton per hari dengan total kapasitas mencapai 1.600 metrik ton per hari.
Jumlah saham IPO yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 1.500 juta lembar saham baru atau 18,87 persen dari modal. Nilai nominal sebesar Rp100 per saham dengan harga IPO Rp200 sampai dengan Rp210 per saham. Total hasil IPO sebanyak-banyaknya sebesar Rp315 milyar. PT Cerestar Indonesia Tbk melantai di pasar bursa dengan penjamin pelaksana emisi efek atau IPO TRGU yakni Semesta Indovest Sekuritas (MG)
Saat ini, perseroan memiliki tiga lokasi pabrik di Cilegon, Gresik dan Medan. Sedangkan untuk kantor pusat berada di The City Tower Lt. 28, Jalan M.H. Thamrin No. 81, Menteng, Jakarta Pusat.
PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM)
Berdiri pada tahun 2004, tepatnya tanggal 30 Januari 2004 berdasarkan Akta Notaris Jusnita Gunawan D.H., No. 7, PT Chemstar Indonesia Tbk merupakan perusahaan produsen bahan kimia untuk industri tekstil yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Perusahaan bergerak dalam bidang industri dan perdagangan bahan kimia dengan spesialisasi untuk industri tekstil dan industri lainnya.
Sebagai perusahaan yang ramah lingkungan (green company), semua produk ChemStar ramah lingkungan dengan layanan teknis lengkap yang memenuhi standar kualitas yang dituntut brand global seperti Adidas, Nike, Uniqlo, M&S, dan lainnya. Laboratorium lokal maupun regional memberikan dukungan teknis baik dalam hal R&D produk, maupun dalam aplikasi di mesin-mesin pabrik.
Selain produk hasil manufaktur sendiri, ChemStar Indonesia juga melakukan distribusi dari perusahaan kimia terkemuka internasional seperti Tanatex Chemicals Holland dan Transfar International China.
Perseroan memiliki dua jenis plant yakni produk liquid dan produk bubuk (powder). Kapasitas produksi untuk liquid sebesar 10 ribu ton per bulan, sedangkan powder sekitar 600 ton per bulan. Saat ini utilisasi pabrik baru mencapai 50 persen karena kebutuhan modal kerja yang diperlukan cenderung tinggi.
Di lantai bursa, PT Chemstar Indonesia Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 500 juta lembar saham biasa atas nama atau sekitar 29,41 persen dari modal. Nilai nominal sebesar Rp25 per saham dengan harga IPO Rp150 sampai dengan Rp190. Dari IPO yang dilakukan, total hasil sebanyak-banyaknya sebesar Rp95 milyar.
Selain saham, perseroan pun akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 250 juta Waran Seri I atau setara sebanyak-banyaknya 20,83 persen dari modal disetor. Waran Seri I ini diberikan secara cuma-cuma kepada para pemegang Saham Baru Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal Penjatahan dengan perbandingan dua saham baru mendapatkan satu Waran Seri I. Adapun penjamin pelaksana emisi efek atas IPO CHEM yaitu NH Korindo Sekuritas Indonesia (XA).
Saat ini, kantor dan fasilitas produksi PT Chemstar Indonesia Tbk berlokasi di Jalan Industri Ubrug No. 70, Kp. Cisampih, Kelurahan Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi perseroan berdiri diatas lagan seluar 5.360 m2.
PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)
Perseroan didirikan pada tanggal 5 Agustus 2010 berdasarkan Akta Pendirian No. 15 yang dibuat dihadapan notaris di Jakarta atas nama Darmawan Tjoa, S.H., S.E. Kegiatan usaha utama perseroan yang telah dijalankan saat ini adalah kegiatan pembangkitan tenaga listrik melalui sumber energi baru dan terbarukan yang berasal dari aliran air (pembangkit listrik tenaga air).
Perseroan menjalankan usahanya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas dibawah 10 mega watt (MW). Perseroan menjalankan business to business operation (B2B) dengan PLN sesuai dengan kontrak Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) yang telah disepakati keduanya. Selain bergerak di bidang PLTM, perseroan memiliki satu entitas anak yang bergerak di bidang konsultan teknik sipil (engineering) dan satu entitas anak yang bergerak pada bidang pembangkit listrik tenaga surya.
Perseroan dan entitas anak telah memiliki dua PLTM yang telah beroperasi di Indonesia yakni PLTM Cikopo-2 yang berlokasi di Garut, Jabar dan PLTM Tomasa yang terletak di Poso, Sulawesi Tengah.
PLTM Cikopo-2 merupakan yang pertama dikembangkan perseroan berkapasitas 7,4 MW dan telah diuji coba operasional dan beroperasi sejak awal tahun 2017. Sepanjang taun 2021, PLTM Cikopo-2 berjalan pada 66 persen load factor dan memproduksi 43 GWh listrik dan di tahun 2022 ditargetkan memproduksi 45 GWh atau 70 persen load factor.
Sedangkan PLTM Tomasa adalah proyek 10 MW (2×5) milik perseroan melalui anak perusahaannya PT Arkora Sulawesi Selatan yang telah beroperasi komersial pada Maret 2020. PLTM ini diproyeksikan menghasilkan 52,6 GWh pada tahun 2021 dan 63,0 Gwh per tahun mulai tahun 2022 ke depan.
Perseroan pun memiliki 9 proyek PLTM lainnya dengan target total kapasitas terpasang sebesar 82,5 MW. Selain itu, terdapat dua proyek PLTA yang memiliki potensi target instalasi lebih dari 10 MW yang akan dikembangkan oleh perseroan melalui entitas anak, dengan target kapasitas terpasang 58 MW, yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
PT Arkora Hydro Ybk menawarkan jumlah saham IPO sebanyak-banyaknya sebesar 579,9 juta lembar saham atau 20,00 persen dari modal. Nilai nominal per saham sebesar Rp25 dengan harga IPO sebesar Rp286 sampai dengan Rp310 per saham dan total hasil IPO sebanyak-banyaknya sebesar Rp179,769 milyar.
Perseroan pun telah menyetujui rencana program ESA (Employee Stock Allocation) sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak-banyaknya 57,99 juta saham. Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, Perseroan akan mengeluarkan sebanyk-banyaknya 77,32 juta saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp25 setiap saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 2,59 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Sumber efek yang dapat digunakan untuk memenuhi ketentuan penyesuain alokasi efek untuk porsi penjatahan terpusat adalah penerbitan saham baru dari dalam simpanan (portepel) Perseroan. Adapun penjamin pelaksana emisi efek atas IPO ARKO yakni Lotus Andalan Sekuritas Indonesia (YJ) yang juga merupakan pihak afiliasi Perseroan dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP).
Saat ini, kantor dari PT Arkora Hydro Tbk berlokasi di Office 8 Building, Lantai 21 Unit C & D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53, Lot 28 SCBD, Jakarta.
(Ageng)