KARAWANG,FOKUSJabar.id: Ratusan perusahaan di Karawang dikabarkan pindah atau relokasi ke wilayah lain dalam beberapa tahun terakhir.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, bahwa banyaknya perusahaan yang pindah disebabkan lantaran kesulitan membayar upah.
“Karawang itu kan upah minimum salah satu tertinggi di Indonesia, sehingga menjadi wajar ketika perusahaan padat karya mereka ngga bisa bertahan di situ. Mereka cari upah minimum yang lebih kompetitif,” kata Hariyadi, Senin (20/6/22).
Perusahaan yang relokasi umumnya bukan padat modal, melainkan padat karya dengan pendanaan terbatas.
BACA JUGA: KPK Larang Bendahara Umum PBNU Mardani Maming ke Luar Negeri, Kenapa?
Di lain sisi, karakteristik industripadat karya yang harus menanggung besarnya upah menjadi kesulitan tersendiri.
“Garmen, terkait industri makanan yang margin kecil, semua perusahaan yang tidak padat modal ngga tahan, sulit, otomatis karena udah tinggi (upah) jadi cenderungnya sulit bertahan di situ terus,” kata dia seperti dilansir CNBC.
Alhasil, kata dia, dampak terbesar dari daerah yang ditinggalkan oleh pabrikan adalah bertambahnya angka pengangguran.
Efek samping ini bukan hanya menjadi masalah daerah, melainkan masalah di tingkat nasional.
“Pengangguran pasti ada pengaruh, karena dengan lapangan kerja terbatas, kebanyakan kan padat modal, dia minta persyaratan lebih tinggi, kemampuan skill, jenjang pendidikan, pengalaman. Otomatis pencari kerja susah bersaing, otomatis akan berpengaruh ke penyerapan yang pasti ngga maksimal,” katanya.
(Agung)