GARUT,FOKUSJabar.id: Sepanjang pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) melanda Indonesia, masyarakat dan Tenaga Kesehatan (Nakes) sebagai garda terdepan dalam melawan virus Corona banyak yang berguguran.
Sayangnya, menurut Forum Komunikasi Honorer Nakes (FKHN) Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar) minim perhatian pemerintah. Padahal Mereka rela mengorbankan waktu, pikiran, tenaga dan nyawa demi menyelamatkan ribuan pasien berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga positif Covid-19.
BACA JUGA:
DPRD Jabar: Keterlambatan Insentif untuk Nakes Jangan Terulang
Tak sedikit para Nakes yang tidak bisa pulang ke rumahnya atau bertemu keluarga untuk mengantisipasi terjadinya penularan.
Menurut Ketua FKHN Kabupaten Garut, Emul Mulyana yang didampingi Bidan Puskesmas Sukarame, Yanti Susilawati, rasa takut dan khawatir menyelimuti keseharian para tenaga medis.
Sementara di sisi lain, mereka bertanggung jawab untuk melayani para pasien dan menenangkan mereka. Dibalik semangat yang ditunjukkan, tersimpan kekhawatiran besar karena rentan tertular.
“Kesedihan juga dirasakan Kita karena harus membatasi diri untuk bertemu keluarga,” kata Yanti kepada FOKUSJabar, Selasa (14/6/2022).
Terkait minimnya perhatian pemerintah, ratusan tenaga honorer Nakes dan non Nakes melakukan audensi ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Minggu (12/6/2022).
Selanjutnya kata Emul Mulyana, audensi serupa segera dilakukan dengan DPRD Garut. Menurut jadwal akan digelar pada hari Kamis (23/6/2022).
Mereka menuntut nasib status pekerjaan sebagai pelayan masyarakat yang harus siap siaga 24 jam tanpa lelah.
Terlebih saat pandemi Covid-19, di mana masyarakat dan pekerja lainnya diimbau melakukan aktivitas di rumah, namun para Nakes kerja ekstra di luar rumah.
BACA JUGA: DPRD Jabar: Perlindungan Nakes Harus Diprioritaskan
“Tugas Kami berbeda dengan para pekerja pemerintah yang lain. Mereka bisa tenang bekerja, tenang makan, minum, tidur di rumah tanpa dihantui kegelisahan apapun,” ungkapnya.
Tak berhenti hingga penanganan pasien, para Nakes ditugaskan memvaksin masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Kini, para honorer Nakes dan non Nakes dikejar waktu untuk pelayanan sekaligus entri data stunting.
“Kami tak meminta upah berlimpah. Kami hanya minta, pastikan status pekerjaan menjadi ASN,” kata Emul.
(Bambang Fouristian)