BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengantisipasi kedatangan pendukung fanatik Persebaya Surabaya, Bonek Mania, yang akan menyaksikan klub kesayangannya berlaga di turnamen pramusim Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage.
Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Pemkot Bandung membuka ruang bagi siapa saja yang ingin memberikan dukungan terhadap tim kesayangannya. Termasuk bagi pendukung fanatik pada setiap klub di Piala Presiden 2022.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, lanjut Ema, pihaknya terlebih dahulu harus mengetahui jumlah pendukung yang akan datang ke Kota Bandung termasuk bonek. Lalu pihaknya akan melakukan dkonsolidasi serta koordinasi dengan institusi keamanan secara optimal.
“Jumlah (Bonek) harus diketahui betul dan ingat sekarang ini Kota Bandung sudah berada di level 1 PPKM jadi tetap waspada harus diutamakan. Masalah nanti mereka (Bonek) sudah datang dan tinggal di mana, saya mah terpenting terkontrol saja,” kata Ema di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Jabar, Kamis (9/6/2022).
BACA JUGA: Kota Bandung Deklarasikan Diri Sebagai Kota Ramah Lansia
![fokusjabar.id bonek Piala Presiden](https://fokusjabar.id/wp-content/uploads/2022/06/IMG_20220419_093425-scaled.jpg)
Ema mengaku, tidak akan gegabah terkait penampungan Bonek. Sebab, suporter yang datang ke Kota Bandung tentu telah memiliki rencana. Mereka tidak akan datang begitu saja ke Kota Kembang, tanpa memiliki suatu persiapan dan planning.
“Intinya, suporter ini akan tinggal dimana yang terpenting terkontrol. Kan tidak mungkin, para suporter ini datang tanpa rencana. Contoh kita ke luar kota. Kan kita tentunya telah memiliki rencana, seperti mau menginap dimana dan sebagainya,” dia menuturkan.
Karena itu, Ema meminta kewilayahan melakukan antisipasi apapun itu. Apalagi akan ada Bonek, sehingga kewaspadaan harus dioptimalkan.
“Misalnya wilayah Gedebage, itu bakal menjadi objek utama karena adanya Stadion GBLA. Tentu camat-camat sekitarnya hingga wilayah yang dekat dengan stasiun, seperti Cicendo atau Kiaracondong. Intinya, selama bisa komunikasi optimal maka bisa terkontrol,” kata dia.
Meski begitu, Ema pun percaya, jika aparat keamanan dan di kewilayahan akan turut memantau dan mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan terjadi. Terlebih, suporter yang datang merupakan pendukung tim-tim besar.
(Yusuf Mugni/Ageng)