RUSIA,FOKUSJabar.id: Presiden Vladimir Putin dikabarkan diungsikan ke sebuah bunker perlindungan bawah tanah mewah di Rusia.
Hal ini disinyalir, dilakukan karena kekhawatiran bahwa perang nuklir besar bisa terjadi dan menghantam negara itu di tengah serangannya ke Ukraina.
Berita ini dilaporkan oleh media investigasi Bellingcat yang bekerja sama dengan tim surat kabar investigasi Rusia, Novaya Gazeta. Saat itu, mereka menanyakan kepada pejabat Kremlin terkait di mana keberadaan Putin.
Jurnalis Bellingcat Christo Grosev mengatakan, Putin sudah mulai “tinggal” di bunker mulai tanggal 2 Maret lalu.
BACA JUGA: Gegara Perang Rusia-Ukraina, Jerman Bakal Penjarakan Pengguna Simbol Z
Selain Putin, pejabat lain juga ikut termasuk Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
“Putin dapat berlindung di bunker nuklir mewah rahasia bersama dengan pejabat tinggi Rusia lainnya, untuk mengantisipasi perang nuklir,” klaim laporan itu, seperti dilansir The Express, Rabu (30/3/2022).
“Sergei Shoigu ada di bunker atau di salah satu fasilitas pemerintah Rusia yang tidak dapat dihancurkan oleh serangan balasan, misalnya setelah serangan nuklir,” tambahnya.
Dia juga menyebut, bukti dengan memaparkan daftar penerbangan dari Moskow ke kota Ufa dan sebuah wilayah di Siberia.
Bahkan, di tiga puluh menit terakhir penerbangan itu, sistem pelacakan dimatikan.
“Ini logis, tidak terlalu aneh dan kami melihat penerbangan konstan dari penerbangan Kremlin termasuk pesawat seperti itu sehingga Shoigu terlihat naik ke Ufa dan kembali,” katanya,s eperti dilansir CNBC.
Sebelumnya, news.com.au juga memberitakan bahwa Putin menyembunyikan keluarganya di sebuah tempat rahasia di Siberia sejak awal Maret. Mereka tinggal di bunker mewah dengan teknologi tinggi di pegunungan Altai.
“Bunker mewah dengan teknologi tinggi itu … didesain untuk melindunginya dari perang nuklir,” kata Profesor Politik Valery Solovey.
“Faktanya, itu bukan bunker, tapi ‘kota bawah tanah’ dengan teknologi dan ilmu pengetahuan terbaru,” tambahnya.
Namun, sampai saat ini belum ada konfirmasi dari pihak rusia.
Sementara itu, serangan Rusia ke Ukraina sudah terjadi sebulan lebih. Namun hingga kini tentara Kremlin belum bisa menguasai ibu kota Ukraina, Kyiv.
Perang telah menyebabkan 1000 lebih orang tewas di Ukraina. PBB mencatat Hampir 4 juta warga ukraina mengungsi.
(Agung)