Kamis 12 Desember 2024

Rusia VS Ukraina, Momentum Daerah Kembangkan Riset EBT

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gejolak Invasi Rusia atas Ukraina khususnya di Eropa sangat berpengaruh terhadap situasi global tak terkecuali terhadap sektor energi.

Akibatnya lonjakan harga minyak mentah dunia yang cukup tinggi, yang turut berpengaruh kepada harga minyak Indonesia (ICP).

Harga rata-rata ICP per Bulan Februari 2022 sudah dipatok US$ 95,72 per barel, kenaikan ini cukup signifikan jika dibandingkan harga setahun sebelumnya yang berada di sekitar US$ 60,36/barel.

Kondisi ini tentu saja akan menjadi berkah bagi penerimaan negara dari sektor migas termasuk juga pada penerimaan DBH Migas kepada daerah.

BACA JUGA: Disdagin Kota Bandung Batalkan Operasi Pasar Minyak Goreng Kemasan di Kecamatan

Ketua Umum ADPMET Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, kenaikan harga minyak ini diharapkan menjadi momentum bagi daerah penghasil migas untuk memanfaatkan windfall profit dari DBH Migas untuk pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Daerah.

Ridwan Kamil menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi Energi terbarukan yang cukup lengkap dan sangat berpotensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan.

Namun saat ini, komitmen serius dari pemerintah daerah untuk mengembangkan energi terbarukan masih sangat kecil.

Saat ini, Ridwan Kamil menghimbau dan mendorong agar daerah-daerah penghasil migas mempersiapkan pilot-pilot project pengembangan energi terbarukan untuk kemandirian energi di daerah kedepannya.

“Saya menghimbau, mari daerah-daerah sambil mengurusi migas yang di depan mata, kita mulai pelan-pelan mempersiapkan proyek-proyek energi terbarukan,” kata Emil.

Karenanya sebagai Ketua ADPMET, ia bersedia membantu daerah-daerah anggota ADPMET yang telah siap mengembangkan energi terbarukan di daerahnya untuk mendapatkan investor dalam pengembangan energi terbarukan.

“ADPMET siap menjadi fasilitator untuk daerah-daerah dalam mengembangkan pembangkit listrik renewable khususnya di desa-desa. Kepada anggota ADPMET silahkan menyampaikan proposal kepada ADPMET sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing,” katanya.

“Tidak perlu program yang muluk-muluk tetapi buatlah skema program yang masuk akal dan applicable di daerah, kecil tapi bisa dijalankan dan memberi manfaat untuk masyarakat. Saya Sebagai Ketua ADPMET bersedia membantu mencarikan investor (untuk pengembangan potensi ET) asalkan daerah sudah siap dengan data-datanya, tetapi no data no action.” Tambahnya.

Namun demikian dikarenakan kenaikan harga ini akibat isu geopolitik global yang disebabkan oleh invasi Rusia dan Ukraina, ADPMET berharap agar invasi ini dapat segera berakhir.

“Semoga Rusia dan Ukraina bisa Kembali ke Meja perundingan dan perang antar negara ini bisa selesai secepatnya. Aamiin,” kata Ridwan Kamil.

Sekjen ADPMET Andang Bachtiar mengatakan bahwa banyak hal tentunya yang dapat dilakukan daerah penghasil migas akibat kemungkinan adanya peningkatan penerimaan daerah dari DBH Migas khususnya untuk diversiasi energi.

Menurutnya dalam konteks ADPMET tentunya dapat dipergunakan untuk pilot-pilot project energi terbarukan atau pembuatan dan pengembangan fasilitas-fasilitas energi terbarukan di daerah.

“ADPMET melihat kenaikan harga ICP saat ini dapat dimanfaatkan sebagai berkah bagi daerah penghasil migas, sehingga daerah bisa turut serta mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan dari kenaikan DBH yang akan diterima nantinya,” katanya.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img