KUNINGAN,FOKUSJabar.id: Kabupaten Kuningan tengah berupaya menekan lonjakan kasus virus Covid-19 akibat varian Omicron. Pada Februari 2022, kasus Covid-19 akibat varian Omicron mengalami lonjakan yang cepat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuningan, dr. Susi Lusiyanti mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Kuningan bertambah 42 kasus pada Senin (28/2/2022). Total, kasus Covid-19 di Kabupaten Kuningan menjadi 15.617, 72 pasien sembuh, dan dua orang meninggal.
Sebelumnya, pada Minggu (27/2/2022), tercatat total 15.575 kasus positif COVID-19. Total sembuh sebanyak 13.827 kasus dan meninggal 733 kasus.
“Varian Omicron memiliki gejala lebih ringan dibanding varian sebelumnya. Gejalanya menyerupai flu berat seperti demam, batuk, pilek, hidung tersumbat dan jarang kehilangan rasa. Meskipun penyebarannya lebih cepat namun untuk gejala lebih ringan,” kata dr. Susi saat dihubungi melalui telepon selularnya, Selasa (1/3/2022).
Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena virus telah bermutasi atau telah vaksinasi Covid-19. Sehingga jika masyarakat mengalami gejala batuk, pilek, dan demam, sebaiknya segera diperiksa.
“Biasanya nanti di antigen dan bila hasilnya positif, segera isolasi mandiri selama 10 hari. Bila dalam 10 hari tidak ada gejala apapun, maka sudah dianggap selesai,” dia menambahkan.
BACA JUGA: Perubahan Status Pandemi ke Endemi, Yana: Tunggu Pusat
Dokter Susi pun mengatakan jika varian Omicron memiliki gejala yang unik. “Seperti pada kasus kemarin, ada pasien memiliki gejala sakit mata, diare. Setelah test antigen ternyata positif. Jadi gejala varian Omicron itu bervariasi, tergantung dengan daya tahan tubuh pasien itu sendiri,” kata dia.
Ciri-ciri varian Omicron lainnya, kata dia, adalah tingkat perawatan di rumah sakit yang lebih rendah. Gegitupun tingkat keparahan yang juga lebih rendah. Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (isoman).
“Salah satu cara agar meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi varian baru yakni dengan waspada, memakai masker dan menghindari kerumunan serta vaksinasi untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,” Dokter Susi mengingatkan.
(Andini/Ageng)