BANJAR,FOKUSJabar.id: Diusia yang ke-19, Eks Forum Peningkatan Status Kota Banjar (FPSKB) muncul kembali menggelar diskusi terkait nasib wilayah selatan Jawa Barat ke depan.
Kegiatan itu dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana, Forkopimda, Tokoh Masyarakat, Pemerhati Pemerintah dan berbagai stake holder lainnya.
Dalam diskusi tersebut eks FPSKB menilai Kota Banjar sekarang sudah sangat berbeda dengan harapan masa lalu forum yang membantu pemekarannya dari Kabupaten Ciamis ini.
Ketua pelaksana diskusi FPSKB, Andi Hermawan mengatakan diskusi ini bertujuan untuk mencoba membangun sinergitas berupa gagasan dan ide dengan pemangku kebijakan agar Banjar lebih maju dan mandiri.
BACA JUGA: “Niat Baik” Menag Justru Menyakiti Umat
“Kita coba bangun sinergitas dengan pemangku kebijakan atau birokrasi dalam hal gagasan kedepan agar Banjar lebih maju lebih mandiri dan lebih sejahtera,” katanya saat ditemui usai kegiatan. Jumat (25/2/2022).
Dia mengatakan saat ini sering terdengar pihak Pemerintah mengatakan ingin meningkatkan khususnya dalam sektor ekonomi di Kota Banjar.
Dalam hal itu pemerintah melakukan upaya dengan cara mengadakan event agar bagaimana orang luar bisa masuk ke Kota Banjar.
“Tapi jangan terjebak, kita harus bisa berpikir bagaimana duit datang ke Banjar, ya salah satunya dengan mengembangkan potensi yang ada di Banjar,” katanya.
Kemudian saat ini terdengar Pemerintah ramai membahas persoalan jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap(Getaci).
Menyikapi jalan tol Kota Banjar jangan berkecil hati, Pemerintah bisa menggali dengan mendatangkan investor dan dijadikan sebuah rasio bahwa pembuatan jalan tol untuk menciptakan titik ekonomi baru.
“Kita bisa ciptakan industri, kemudian bisa membuat pergudangan, akses lebih cepat membuat gudang di kita persoalannya menyiapkan infrasturktur kesana akan seperti apa persiapnya,” kata dia.
Ditempat yang sama, Wakil Wali Kota Banjar, Nana Suryana menjelaskan berbagai strategi, konsep dan langkah untuk menuju harapan yang dinilai sama dengan FPSKB.
“Konsep kedepan, kita merencanakan hal yang sama, salah satunya dengan mengadakan event-event itu tak lebih tujuannya agar orang luar bisa bertransaksi di Kota Banjar,” ujarnya.
Lalu, ketika berbicara soal angka kemiskinan, pasti tak lepas dari pengangguran, lapangan kerja, dan investor yang mau datang ke Banjar.
“Kita tinggal berpikir dan memperbaiki apa sih yang menjadi persoalan para investor datang ke Banjar, kita harus perbaiki itu,”tuturnya.
Namun, Seorang Pemerhati Pemerintah, Teteng yang juga hadir dalam diskusi itu menilai kemajuan Kota Banjar ini terlalu banyak wacana.
Seharusnya, Pemerintah tidak usah terlalu banyak memikirkan hal lain untuk tujuan tersebut, potensi-potensi di Banjar pun tidak usah dicari-cari, tapi kembangkan potensi yang sudah ada.
“Jadi buat apa kita banyak mimpi ingin menggali potensi, toh potensi di Banjar sendiri banyak tinggal dikembangkan,” tuturnya.
Teteng menilai di Banjar ini banyak potensi yang dikembangkan bahkan hingga mangkrak seperti Perusahan Daerah Banjar Waterpark.
“Itukan potensi yang tidak dikembangkan padahal anggaran untuk membuat itukan sudah habis berapa,” katanya.
Kemudian Balai Benih Ikan (BBI), itu kan potensi yang tidak dikelola dengan baik. Ada juga Perusahaan PDAM yang katanya mengalami rugi terus.
BACA JUGA: bank bjb Raih Penghargaan Indonesia Property&Bank, Terbaik Salurkan Kredit Perumahan
“Tapi tidak dikembangkan, jadi menurut saya sekarang ini Pemkot perlu aksi untuk mengimplementasikannya dari yang sudah ada aja dulu, jangan kebanyakan mimpi dulu,” pungkasnya.
(Budiana Martin/Anthika Asmara)