BANDUNG,FOKUSJabar.id: Anggota DPR RI Fraksi Golkar Dedi Mulyadi salah satu sosok yang kini mulai muncul dalam bursa calon Gubernur Jawa Barat 2024 mendatang.
Dari hasil analisa Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Dedi Mulyadi, akan melenggang dengan mudah menjadi calon Gubernur Jawa Barat jika Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, tidak kembali mencalonkan diri di Jawa Barat.
Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, potensi mantan Bupati Purwakarta dua periode ini tergambar jelas dari posisi elektabilitasnya yang meroket untuk ukuran sebagai calon pendatang baru. Meskipun, jika dibanding dengan posisi elektabilitas RK sebagai incumbent yang masih memimpin.
Toto menyebut posisi elektabilitas masing-masing dalam berbagai simulasi jumlah calon. Untuk simulasi 20 calon gubernur, Ridwan Kamil memimpin dengan 45,2%, Dedi Mulyadi 24,7%, disusul Dede Yusuf 8,5%.
Sementara calon lainnya, mulai dari wagub jabar saat ini, UU Ruzhanul Ulum, Cellica, Desy Ratnasari, Ahmad Syaikhu, Bima Arya, Nurul Arifin, Rieke Dyah Pitaloka, Ace Hasan Sadzily dan lain-lain, masih dibawah 5 %.
Saat dikerucutkan menjadi 6 calon, Ridwan Kamil 47,3%, Dedi Mulyadi 25,5%, Dede Yusuf 12,7 dan yang lainnya seperti Uu Ruzhanul Ulum, Ahmad Syaikhu, M. Farhan masih tetap dibawah 5%. Yang menarik, pada simulasi 10 calon tanpa RK, posisi Dedi Mulyadi melesat ke 38,0%. Disusul Dede Yusuf menjadi 22,7%, Uu 6,7%, Desy Ratnasari 5,8%, Ahmad Syaikhu 3,5% dan Attalia Kamil 1,8%.
BACA JUGA: Relawan RKK di Bekasi Gelar Deklarasi Ridwan Kamil For Presiden 2024
“Dari simulasi tanpa RK, terlihat jelas bahwa Kang DM yang paling banyak menerima berkah limpahan suara. Disusul Dede Yusuf yang cukup tinggi juga. Karena itu, jika RK akhirnya lebih memilih sebagai capres atau cawapres, tidak sebagai cagub, maka hanya Dedi Mulyadi yang punya potensi melenggang menang,” kata Toto.
Namun begitu, dalam pandangan peneliti senior LSI Denny JA ini, peluang buat kandidat lain tetap terbuka sejauh mereka mampu memenuhi tuntutan hukum besinya untuk menang. Baik tuntutan mendongkrak pengenalan maupun kesukaan dengan kerja-kerja campaign yang terukur. Apalagi, masih ada waktu cukup lama, yaitu sekitar tiga tahun kurang sampai 2024 nanti.
Terbukanya peluang juga terlihat dari data survei tentang pemilih yang masih berkategori soft supporter, yaitu pemilih cair yang mungkin sekarang sudah punya pilihan tapi masih sangat mungkin berubah. Jumlah mereka sekitar 42,7%. Itulah jumlah yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan, yang masih bisa diperebutkan oleh siapa saja.
“Hanya RK dan kang Dedi Mulyadi yang sudah memiliki strong supporter, atau pemilih militan cukup tinggi, yaitu RK 33,5% dan DM 13,7%. Yang lainnya, termasuk Dede Yusuf masih dibawah 5%. Biasanya, kategori pemilih seperti itu, tak akan berubah sampai hari H pemilihan. Kecuali ada badai politik dahsyat yang menimpa mereka,” kata dia.
BACA JUGA: Giring Mundur Jadi Capres 2024 PSI, Ini Alasannya!
(Anthika Asmara)