BANDUNG,FOKUSJabar.id: Petinggi KONI Jabar disinyalir memanfaatkan habisnya masa jabatan maupun permasalahan yang terjadi di kepengurusan cabang olahraga serta KONI kota/Kabupaten untuk kepentingan musyawarah olahraga provinsi (Musorprov) KONI Jabar pada tahun 2022.
Salah seorang tokoh olahraga Jabar, Herry Mei Oloan mengatakan, beberapa permasalahan maupun habisnya masa jabatan di kepengurusan cabang olahraga serta KONI Kota/Kabupaten dimanfaatkan beberapa petinggi KONI Jabar. Hal ini diduga untuk melanggengkan atau mengamankan keberlangsungan kepentingan beberapa pihak.
“Salah satunya terkait berlarut-larutnya penyelenggaraan musorprov KONI Kabupaten Bandung Barat dan Kota Banjar. Ini diduga erat kaitannya dengan calon ketua yang kurang atau belum sejalan dengan KONI Jabar,” kata Herry MOS kepada wartawan, Rabu (19/1/2022).
Caretaker yang ditunjuk KONI Jabar, lanjut dia, sebenarnya bisa dengan cepat menyelesaikan tugasnya yakni dengan menggelar musorkab atau musorkot. Pasalnya, tak ada kendala teknis di lapangan yang bisa mengganjal jalannya kegiatan.
“Wajar kalau KONI Jabar punya keinginan untuk menempatkan orang orang yang dikehendakinya untuk duduk sebagai ketua KONI kota dan kabupaten atau ketua cabang olahraga sebagai upaya untuk mengamankan atau menjaga keberlangsungan kepentingan. Namun semua itu harus dikembalikan pada aturan main yang berlaku, bukan dengan cara memaksakan kehendak dengan menabrak nabrak aturan main, etika, dan sportivitas,” mantan Ketua Persatuan Olahraga Sepatu Roda (Porserosi) Jabar menegaskan.
BACA JUGA: Catat Jadwalnya! Delisa Pemeran Mira Preman Pensiun Akan Hadir di Ciamis
Hal senada diungkapkan pengamat olahraga Jabar, Dadan Hendaya. Dia menduga KONI Jabar terlalu jauh mengurusa masalah internal di cabang olahraga.
“Di Perbasi (bola basket) Jabar, misalnya. KONI Jabar secara sepihak menunjuk caretaker, dengan alasan Ketua Perbasi sebelumnya Ajay M. Priatna sedang menjalani masa tahanan. Kalau pun harus ada caretaker, seharusnya itu inisiatif dari PB Perbasi, termasuk siapa yang ditunjuk menjadi caretaker pun dari PB Perbasi. Bukan dari KONI Jabar,” kata Dadan.
Meski sempat ada penolakan dari Ajay, kata dia, KONI Jabar justru tetap menggelar Musprovlub Perbasi Jabar untuk memilih ketua Perbasi Jabar yang baru dan patut diduga sudah mendapat restu KONI Jabar.
“Untuk itu, saya setuju jika Kang Ajay menggugat kasus ini secara hukum,” mantan Kahumas KONI Jabar ini menambahkan.
Dadan mengaku jika dia khawatir praktek ‘main kayu’ akan terus berlanjut untuk memuluskan calon Ketua KONI Jabar mendatang. Bahkan disinyalir, calon Ketua KONI Jabar mendatang yang muncul pun ‘digoyang’.
“Saya dapat informasi dari Garut, jabatan Ketua Porlasi Brigjen (Purn) Arief akan digoyang karena yang bersangkutan adalah kandidat kuat untuk Ketua KONI Jabar berikutnya dan diduga bersebrangan dengan kehendak para petinggi KONI Jabar,” kata Dadan.
“Tapi saya percaya, para petinggi Porlasi kota dan kabupaten punya integritas tinggi dengan tidak mencampuradukkan urusan internal organisasi dengan rencana estafet kepemimpinan KONI Jabar,” Dadan menegaskan.
(Ageng)