BANDUNG,FOKUSJabar.id: NFT atau non-fungible token belakangan tengah banyak diperbincangkan. Pasalnya, Aset digital ini dianggap sukses membuat seseorang untung besar dalam waktu singkat.
Saat ini semakin banyak orang mulai mempelajari dan mencoba untuk menjual NFT sendiri. Meski tergolong baru, ternyata membuatnya tidak begitu sulit. Bahkan bisa dilakukan siapa pun yang mau mempelajarinya.
NFT adalah aset digital yang satu-satunya dimiliki oleh Anda. Sebagian besar menggunakan teknologi blockchain ethereum untuk merekam transaksi di dalamnya. Aset ini mewakili barang berharga atau unik dengan nilai tukar yang tidak bisa diganti.
Berikut langkah-langkah untuk membuat NFT sendiri.
1. Pilih item yang ingin dijadikan NFT
Langkah paling yang harus dilakukan jika ingin membuat NFT sendiri adalah mulai mencari aset-aset unik yang layak.
Adapun benda yang bisa dijadikan NFT termasuk lukisan karya sendiri, foto, musik, video game, hingga koleksi meme, GIF, atau bahkan postingan Twitter seperti yang dilakukan pendiri Twitter Jack Dorsey.
BACA JUGA: Di NFT, Ridwan Kamil Jual Lukisan Dengan Harga Fantastis
Sebelum membuat NFT, ada baiknya untuk memastikan kepemilikan hak kekayaan intelektual atas barang-barang pribadi tersebut. Dengan demikian, kita tidak akan mendapat permasalahan hukum dan legalitas yang berkaitan dengan barang tersebut di kemudian hari.
Dalam proses pembuatannya, ada sebuah proses yang disebut sebagai minting. Ini adalah proses mengubah aset digital menjadi koleksi kripto.
Singkatnya, minting bertujuan untuk menyimpan file digital di blockchain. File digital tersebut bisa berupa foto, musik, video game, koleksi meme/GIF, atau Art lainnya.
Adapun cara minting aset digital jadi NFT cukup mudah dan bisa dilakukan melalui marketplace seperti OpenSea dan Rarible.
2. Tentukan blockchain
Aset kripto seperti NFT tidak akan pernah bisa dilepaskan dari blockchain karena sistem besar ini adalah “rumah” bagi dinamika fluktuatif dunia kriptografi.
Blockchain merupakan sistem penyimpanan data digital yang mendasari perkembangan mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, maupun aset kripto lain.
Para seniman atau publik figur biasanya menggunakan Ethereum sebagai sistem blockchain mereka karena diklaim harganya paling stabil dan didukung oleh berbagai marketplace.
3. Pilih dompet kripto
Dompet kripto menjadi hal yang sangat penting. Ini karena kita tidak bisa langsung membeli aset digital ini dengan uang konvensional, melainkan harus mengonversikannya terlebih dahulu ke uang kripto.
Selain itu, semua transaksi terkait kripto hanya bisa keluar-masuk dari dompet kripto yang sama. Setelahnya, baru kita bisa mengonversikannya ke mata uang terbaru.
Ada beberapa jenis dompet kripto yang bisa digunakan, mulai dari Math Wallet, AlphaWallet, Trust Wallet, Coinbase Wallet, dan juga Metamask.
4. Tentukan pasar NFT
Setelah memiliki uang kripto dan dompet digital, selanjutnya adalah memilih pasar terbaik untuk menjual NFT. Marketplace atau pasar adalah sebuah platform yang didirikan khusus sebagai wadah untuk menjual aset digital.
Pada dasarnya, marketplace tak jauh berbeda dengan situs e-commerce konvensional. Bedanya, marketplace ini hanya berfokus pada produk-produk NFT yang akan diperjualbelikan oleh para investor kripto.
Kreator biasanya membuat NFT art, games, dan aset digital lainnya di situs seperti OpenSea, Axie Marketplace, hingga Larva Labs/CryptoPunk.
5. Upload aset dan atur harga jual-beli
Setelah memiliki aset untuk dijual, blockchain, dompet, dana pasar, saatnya untuk mendaftar dan mengupload aset kita ke dalamnya. Nantinya, semua barang yang diunggah (entah itu berformat PNG, GIF, MP3, dan sebagainya) akan diubah bentuknya menjadi aset digital NFT.
Setelah mengunggah aset ke marketplace, kita perlu untuk memperhatikan sejumlah hal penting, seperti menjual NFT dengan harga yang kompetitif, mengatur batas waktu lelang, atau juga bisa melakukan lelang tanpa batas waktu.
(Agung)