Kamis 12 Desember 2024

Kemenperin Dukung Pengembangan Sektor Industri Agro

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung pengembangan sektor industri agro khususnya industri pengolahan susu.

Saat ini, suplai bahan baku susu di tanah air belum bisa memenuhi kebutuhan bahan baku susu dalam negeri.

Demikian disampaikan Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika di Bandung, Kamis (18/11/2021). Di sisi lain, salah satu keberhasilan meningkatkan gairah peternak sapi perah (susu) adalah pola kemitraan dengan perusahaan pengolahan bahan baku susu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja pertumbuhan ekonomi nasional hingga kuartal ketiga tahun 2021 mencapai 3,51 persen, untuk sektor industri agro mampu tumbuh positif sebesar 2,39 persen.

Artinya, ada sinyalemen yang baik dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dimana PDB nasional terkontraksi sangat dalam di angka negatif 3,49 persen dan sektor industri agro tercatat di angka negatif 0,45 persen.

“Jika dilihat lebih dalam, sumber-sumber pertumbuhan industri agro subsektor industri makanan dan minuman untuk kuartal kedua, mencatatkan pertumbuhan yang baik, yakni 2,95 persen,” kata Putu.

BACA JUGA: Kemenperin Fokus Tingkatkan Kompetensi SDM Penyuluh IKM

Begitupun dengan subsektor industri furnitur yang pertumbuhannya melonjak signifikan sebesar 7,18 persen.

Di sisi lain, subsektor industri seperti industri pengolahan tembakau, industri kayu, industri kertas dan percetakan masih mencatatkan nilai pertumbuhan negatif meski sudah menunjukkan perbaikan dibanding periode sebelumnya pada periode yang sama.

“Jadi, dari sisi kontribusi, sektor industri agro sampai kuartal ketiga 2021 berperan terhadap pertumbuhan nasional sebesar 8,77 persen atau 51,16% terhadap pertumbuhan industri pengolahan non-migas, dimana 38,91 persen dari pertumbuhan industri pengolahan non-migas tersebut disumbangkan oleh subsektor industri makanan dan minuman.

Kemduian diikuti sub-sektor lainnya, seperti industri pengolahan tembakau berkontribusi sebesar 4,46 persen, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 3,78 persen, industri kayu dan barang dari kayu sebesar 2,62 persen serta industri furnitur sebesar 1,40 persen,” kata dia.

BPS juga telah merilis data neraca perdagangan Indonesia pada neraca perdagangan kumulatif Januari hingga September tahun 2021 yang mencatatkan surplus US$ 32,34 milyar. Angka itu jauh membaik dibanding tahun 2020 pada periode yang sama, yakni US$ 22,64 milyar.

“Peran sektor industri agro ini patut diapresiasi mengingat kontribusi positifnya yang mencapai 36,73 persen terhadap total industri pengolahan non migas dan 28,54 persen terhadap total ekspor nasional,” kata dia.

Hal itupun, kata dia, tidak terlepas dari dukungan dari sektor-sektor hulu, seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan sektor peternakan, sehingga capaian-capain tersebut dapat diraih.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img