Kamis 12 Desember 2024

Stok Obat di RSUD Banjar Kosong, Peserta BPJS Kesehatan Mengeluh

BANJAR,FOKUSJabar.id: Ketersediaan obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar, Jawa Barat sering mengalami kekosongan, dengan demikian banyak pasien yang tidak terlayani terutama pasien dengan BPJS.

Hal tersebut menyebabkan warga yang berobat di RSUD mengeluh, khusunya para peserta BPJS Kesehatan. Pasalnya mereka harus mencari dan membeli obat-obatan yang tidak tersedia di RSUD itu ke Apotek.

Peserta BPJS Kesehatan bernama Karminah, salah satu pasien di RSUD Kota Banjar mengaku,  merasa keberatan dan kesulitan ketika harus membeli obat keluar dari RSUD, sehingga harus membeli tidak terjamin oleh BPJS.

“Saya ini kan peserta BPJS Kesehatan, saya jadi peserta BPJS itu tidak gratis tapi bayar tiap bulannya itu. Namun kalo saya berobat, kadang-kadang harus beli karena obat di Rumah sakitnya itu kosong,” katanya.

BACA JUGA: Kepala Dusun di Banjar, Hilang Secara Misterius

Setiap melakukan kontrol rutin, Karminah mengatakan dirinya hanya mampu menebus setengah dari semua resep yang diberikan dokter.

Hal itu lantaran dalam satu kali beli obatnya itu bisa menguras kantongnya sebesar Rp.55 ribu bahkan hingga mencapai jutaan rupiah.

“Jadi kan harus beli dan sayavkadang ga ounya uang jadi kalo nebus resep dokter yang haruds dibeli di apotek itu saya suka membelinya setengah saja,” kata dia.

Sementara itu Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kota Banjar Purkon membenarkan, terkait persoalan stok obat yang sering mengalami kekosongan.

Dia mengatakan, kekosongan tersebut disebabkan oleh kondisi pandemi COVID-19, yang membuat jumlah pasien umum yang berobat ke RSUD Kota Banjar berkurang.

Kemudian menurutnya sudah terjadi selama tiga bulan terakhir ini, yang mana persoalan tersebut juga berpengaruh pada pendapatan RSUD Kota Banjar.

Purkon mengatakan obat-obat yang sering mengalami kekurangan stok itu diantaranta obat lambung, sesak nafas dan beberapa jenis obat lainnya.

BACA JUGA: Duh! UMP 2022 Diperkirakan Hanya Naik 1%

“Jujur saja banyak obat-obatan yang belum terbayarkan oleh Rumah sakit karena hal itu, jadi dampaknya pihak ke tiga mengurangi stok obat-obatan itu,” kata dia.

Adapun besaran tunggakan yang di tunggak oleh RSUD Kota Banjar ke pihak ke 3 ini sebesar Rp.25 Miliar.

“Tunggakan sebesar itu terhitung sejak 2020 hingga tahun sekarang, Namun hal itu bisa saja kami lunasi apabila klaim pelayanan COVID-19 sudah di cairkam oleh Kementrian Kesehatan, karena mereka itu masih nunggak ke RSUD Banjar ini,” katanya.

Dia mengatakan tunggakan klaim dari pelayanan COVID-19 dari Kementrian Kesehatan itu sebesar Rp.60 Miliar,”jika itu cair mungkin tunggakan kami ke pihak ke tiga bisa saja di bayar,” kata Purkon.

(Budiana Martin/Anthika Asmara)

Berita Terbaru

spot_img