Kamis 12 Desember 2024

Soal Harga PCR, Ini Kata Dirut Bio Farma

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Harga PCR Rp90 ribu yang disebutkan pimpinan Bio Farma dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI pada 9 November 2021 adalah harga untuk salah satu komponen utama dalam diagnostik kit PCR test (Reagent kit).

Demikian disampaikan Dirut Bio Farma Honesti Basyir pasca-penetapan harga batu pelayanan PCR dari pemerintah untuk mendeteksi COVID-19.

Reagen kit PCR adalah cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR. Komponen ini biasanya ditambahkan untuk melihat reaksi kimia, salah satunya dalam diagnosis infeksi COVID-19.

“Jadi yang dimaksud dengan harga Rp90 ribu adalah harga Reagen Test Kit PCR nya, bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan,” kata Honesti.

BACA JUGA: Bio Farma Terus Penuhi Permintaan Vaksin COVID-19

Sehingga dalam pelayanan test PCR kontribusi produk Bio Farma (seperti mBioCov-19 dan BioVTM / Biosaliva) hanya berkisar antara 31 – 34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR, sedangkan komponen lainnya di luar kendali Bio Farma.

fokusjabar.id bio farma
Bio Farma terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for Covid-19. (FOTO: WEB)

“Harga e-katalog yang masih tayang saat ini untuk Reagen Kit PCR adalah Rp 193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021, dan saat ini sedang dalam proses pengajuan harga baru menjadi Rp89.100 termasuk PPN,” kata dia.

Adapun kebijakan dan penetapan tarif pemeriksaan PCR adalah kewenangan dari Kementerian Kesehatan. Dan sampai saat ini, dengan harga Reagen Rp90 ribu, tarif layanan PCR di Bio Farma menjadi sekitar Rp275 ribu.

Struktur harga tersebut, kata dia, akan berbeda tergantung masing – masing laboratorium, terlebih ada beberapa komponen lainnya yang bisa memengaruhi harga, seperti RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), biaya operasional maupun layanan dari masing-masing laboratorium.

“Grup Holding BUMN Farmasi pun selalu mengikuti arahan dan mendukung upaya pemerintah dengan segera menetapkan harga layanan tes swab PCR sebesar Rp275 ribu untuk pulau Jawa dan Rp300 ribu di luar pulau Jawa,” kata Honesti.

Intinya Holding BUMN Farmasi, sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam penetapan harga PCR dan akan selalu berkomitmen mendukung program pemerintah, sehingga masyarakat bisa mendapatkan pengetesan yang berkualitas dengan harga terjangkau.

Tidak hanya itu, Bio Farma pun sudah berinovasi dengan membuat Reagen kit PCR secara mandiri sejak Agustus 2020 lalu.

Dengan beberapa upaya efisiensi dan peningkatan kapasitas produksi, melalui optimalisasi fasilitas produksi eks flu burung, dari kapasitas awal sebanyak 1,2 juta tes (satuan dari reagan) per bulan menjadi 2 juta tes per bulan pada Agustus 2021.

Peningkatan kapasitas ini merupakan salah satu faktor utama yang bisa menurunkan harga reagen Bio Farma dari harga Rp250 ribu menjadi Rp113.636.

Upaya optimalisasi fasilitas produksi pun terus dilakukan Bio Farma. Hasil optimalisasi ini bisa meningkat hingga 5 juta test per bulan pada Oktober 2021 lalu.

Hal ini memegaruhi harga reagen Bio Farma dari Rp113.636 pada bulan Agustus 2021, menjadi Rp90 ribu pada Oktober 2021, diiringi harapan bahwa permintaan juga akan meningkat.

“Harapannya dengan meningkatnya permintaan, kita bisa meningkatkan kapasitas produksi dan upaya-upaya efisiensi yang bisa dilakukan di masa yang akan datang,” kata dia.

Dia berharap bobot Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 45 persen menjadi pilihan user dan permintaan bisa meningkat mengimbangi dengan penggunaan produk impor saat ini.

Disamping itu, diperkirakan adanya peningkatan kebutuhan PCR untuk testing dan tracing serta persyaratan transportasi atau perjalanan.

(Solihin)

Berita Terbaru

spot_img