BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) tengah melakukan upaya strategis dalam menghadapi cuaca ekstrem akibat fenomena perubahan iklim La Nina.
Kepala Diskar PB Kota Bandung, Dadang Iriana mengatakan, pihaknya telah mendapat instruksi kesiapsiagaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mengantisipasi terjadinya bencana banjir atau pun tanah longsor.
“La Nina kan efeknya akan terjadi hujan yang cukup lebat, BNPB pusat maupun Jabar mengingatkan untuk selalu siap terhadap potensi bencana, baik banjir longsong dan lain-lain,” kata Dadang.
BACA JUGA: Soal Banjir di Perbatasan, Pemkot Bandung Segera Rekonsiliasi dengan 2 Wilayah
Menurutnya, dalam satu hari setidaknya ada 100 personel disiagakan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana.
“Anggota dari UPT Barat, Timur, Selatan dan Utara, termasuk mako pusat setiap hari selalu siap sedia, di mako aja ada 60 orang, tiap UPT 12 orang, mereka menyiapkan mesin, perahu, dan yang lain-lain,” ucapnya.
Dadang mengungkapkan, dari segi peralatan, Diskar PB menyiapkan tiga perahu karet dan 12 unit mobil yang digunakan untuk mengalirkan air dari wilayah yang mengalami banjir.
Untuk memaksimalkan penanganan bencana, Diskar PB selalu berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait.
“Kalau kaitannya dengan banjir biasanya menunggu pas banjir, pasukan stanby, kita selalu koordinasi dengan dinas Pekejaan Umum (PU), kita siap dan langsung bergerak. Memang peralatan jauh dari ideal, perahu kita ada tiga, mobil kita siap 12 unit,” ungkapnya.
Oleh karna itu, pihaknya mengimbau kepada warga Kota Bandung untuk lebih waspada dalam menghadapi La Nina. Mereka yang tinggal di wilayah-wilayah rawan diharapkan menyiapkan langkah-langkah antisipatif agar terhindar dari dampak bencana.
“Bila masyarakat yang wilayahnya kerap menjadi langganan banjir, saat akan hujan harus lebih waspada, lihat itensitas durasi hujannya, yang di dekat tebing siaga untuk menghindari, Lihat situasi kondisi di luar rumah, yang dipinghir sungai kalau kira-kira membahyakan segera ngungsi, lalu kalau bajir longsor dan lain-lain segera lapor baik ke Diskar PB maupun DPU,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Bandung, Trio Meirdiano mengatakan, pihaknya telah melakukan lawatan ke seluruh kelurahan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi khususnya kesiapsiagaan dalam menghadapi banjir.
“Kami sudah melakukan roadshow kepada 151 kelurahan kita ketemu camat dan perwakilan kelurahan kita sosialiasai FPRB yang kemudian kita sambungkan dengan hal-hal yang terjadi hari ini, yang sudah diperkirakan oleh BMKG terkait dampak-dampak musim hujan,” kata Trio.
Trio mengungkapkan, selain faktor sosial, banjir yang terjadi diperkirakan karena adanya fenomena La Nina. Data BMKG mengindikasikan bahwa La Nina tahun ini akan mirip dengan tahun lalu, mengakibatkan peningkatan curah hujan hingga 70 persen dari kondisi normal.
Sehingga dibutuhkan pergerakan secara masif baik edukasi dan sosialisasi dalam menghadapi potensi bencana khususnya banjir.
“Beberapa wilayah di Kota Bandung memang ada perubahannya yang karena perilaku sosial seperti pembuangan sampah, bantaran sungai yang menghambat laju air, atau ada juga dari hulu,” ungkapnya.
(Yusuf Mugni/Bambang)