Rabu 11 Desember 2024

BEI Catatkan Rekor SID Saham Baru Dalam 44 Tahun Diaktifkan Pasar Modal Indonesia

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Satu juta investor saham baru tercipta di sepanjang tahun 2021, sehingga per 31 Agustus 2021 jumlah investor saham sebanyak 2.697.832 single investor identification (SID) saham. Pencapaian ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah sejak 44 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia.

Direktur Utama PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, pencapaian rekor investor saham tersebut merupakan hasil sinergi serta kolaborasi yang dilakukan seluruh pemangku kepentingan di Pasar Modal Indonesia. Jumlah pertumbuhan investor saham baru meningkat pesat hanya dalam kurun waktu delapan bulan di tahun 2021 yakni meningkat hampir dua kali lipat dari pencapaian sebelumnya pada tahun 2020 yang berjumlah 590.658 SID baru.

“Optimalisasi digital yang dimulai sejak tahun 2019 serta dimaksimalkan pada tahun 2020 kemarin, kemudian dilanjutkan dengan sinergi serta kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan pasar modal, telah menjadi kekuatan pengembangan investor pada tahun 2021 dan menjadi alasan utama bagi pesatnya peningkatan jumlah investor baru pada tahun ini,” kata Inarno, Kamis (2/9/2021).

BACA JUGA: Relaksasi di Masa PPKM, Wali Kota: Secara Bertahap, Pelan-pelan Saja

Pencapaian ini diraih beriringan dengan terciptanya rekor baru untuk pertumbuhan SID Pasar Modal. Jumlah investor baru Pasar Modal sampai dengan 31 Agustus 2021 mencapai 2.219.712. Meningkat hampir dua kali lipat dari pencapaian tahun lalu, sehingga total investor pasar modal saat ini adalah 6.100.525 investor.

Fokus Self Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengakselerasi transformasi digital pada tahun 2019 dan 2020, kata Inarno, telah berdampak positif bagi terciptanya tonggak baru pencapaian Pasar Modal Indonesia tersebut. Pencapaian tersebut sejalan dengan arahan yang disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen pada akhir tahun 2020 lalu.

Pada kesempatan itu, Hoesen mengatakan, BEI bersama seluruh pemangku kepentingan di Pasar Modal Indonesia perlu melanjutkan pengembangan pasar modal yang berkelanjutan melalui inovasi yang visioner dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seiring dengan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Pengembangan yang dimaksudkan antara lain dapat diimplementasikan pada berbagai fitur dan layanan ‘mesin perdagangan’ BEI, media interface investor yaitu aplikasi online trading milik Anggota Bursa, serta edukasi secara masif melalui media sosial, social media influencer, komunitas, dan kelas-kelas Sekolah Pasar Modal (SPM) yang dilaksanakan secara daring.

“Terbukti bahwa stabilitas dan kekuatan Pasar Modal Indonesia hanya bisa terwujud jika investor domestik, terutama ritel, bangkit menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang terefleksi dari berbagai data pencapaian di Pasar Modal Indonesia,” kata Hoesen saat itu.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menambahkan, berkat kegiatan edukasi masif yang dilakukan BEI bersama seluruh stakeholders Pasar Modal Indonesia, berbagai pencapaian signifikan telah diperoleh. Beberapa rekor yang tercapai sepanjang tahun lalu diantaranya adalah peningkatan jumlah SID saham maupun SID pasar modal, peningkatan jumlah investor yang aktif
bertransaksi, peningkatan aktivitas investor domestik ritel dari sisi frekuensi dan nilai transaksi, bahkan kepemilikan saham tahun ini yang semakin didominasi oleh investor domestik.

Peningkatan jumlah investor baru itu, diikuti dengan meningkatnya aktivitas investor. Seluruh indikator per Agustus 2021 menunjukkan, aktivitas investor meningkat diantaranya adalah rata-rata investor aktif per hari mencatatkan peningkatan dua kali lipat menjadi 198.858 dari 94.704 SID, dan rata-rata investor aktif per bulan turut meningkat 2.2 kali lipat menjadi menjadi 641.442 dari 293,886 SID.

Dengan penetrasi digital, distribusi investor juga menjadi semakin merata dan berangsur tidak terpusat lagi di pulau Jawa. Data Juli 2021 menandakan konsentrasi investor di pulau Jawa berkurang menjadi 69 persen dari tiga tahun sebelumnya atau di tahun 2018 yaitu 74 persen. Komposisi investor juga semakin bergerak ke usia muda, karena sekitar 80 persen investor di pasar modal merupakan milenial dan gen z.

Hasan Fawzi mengatakan, berbagai pencapaian tersebut bukan suatu kebetulan. Berbagai langkah berkesinambungan yang dirintis sejak beberapa tahun lalu secara konsisten telah berkontribusi besar pada hasil setiap tahunnya hingga saat ini.

Salah satunya adalah semakin masifnya kegiatan edukasi yang merupakan kolaborasi antara SRO dan OJK dengan pemangku kepentingan edukasi pasar modal di seluruh Indonesia setiap tahunnya.

“Adaptasi ke format edukasi digital juga dilakukan dengan cepat sebagai respon atas kondisi pandemi sekaligus sebagai upaya perlindungan investor,” ujar Hasan.

Tahun 2020 lalu tercatat telah dilakukan sebanyak 8.997 kegiatan edukasi. Sepanjang tahun ini, per Juli 2021 telah dilaksanakan 3.991 kegiatan literasi, inklusi, aktivasi, dan pendalaman pasar modal yang dilakukan dalam kelas tatap muka serta kelas daring dengan total 600.622 peserta.

BACA JUGA: LIN Usulkan Pemkab Ciamis Bangun Gedung Parkir di Jalan Tentara Pelajar

Selain itu per Agustus 2021 sebanyak 22 Perusahaan Efek Anggota Bursa telah menerapkan program simplifikasi pembukaan rekening efek, sebuah program yang dirintis OJK, SRO bersama stakeholders Pasar Modal Indonesia sejak tahun 2018 dan diluncurkan pada tahun berikutnya yaitu di 2019.

Jumlah kerja sama yang terjalin untuk pendirian Galeri Investasi BEI (GI BEI) pun tumbuh secara signifikan. Per Agustus 2021, telah terdapat 537 GI BEI dengan 501 di antaranya merupakan kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan 36 lainnya berasal dari non Perguruan Tinggi.

“Untuk mendukung pertumbuhan ini, pada 12 Maret 2021 telah diluncurkan konsep baru Galeri Investasi Edukasi BEI dan Galeri Investasi Digital BEI,” Hasan menuturkan.

Penerapan transformasi digital atas berbagai kegiatan edukasi, lanjut dia, telah dilaksanakan sebelum pandemi. Seperti penyelenggaraan Public Expose LIVE 2019 serial Instagram LIVE WIB WITA WIT Waktu Indonesia Berinvestasi, dan rangkaian seminar online (webinar).

Kegiatan edukasi ini pun berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan jumlah investor dalam negeri. Berbagai inisiatif yang dilakukan tersebut, memberi optimisme angka-angka pencapaian ini akan tetap bertumbuh.

“Kami menyadari, tantangan ke depan adalah mendampingi investor baru dengan bekal edukasi pasar modal yang cukup untuk memulai perjalanan investasinya dan sebagai wujud perlindungan investor,” kata Hasan.

Wujud perlindungan investor juga dilakukan regulator melalui fasilitas AKSES (Acuan Kepemilikan Sekuritas). Fasilitas ini diluncurkan KSEI sejak tahun 2009 agar investor pasar modal dapat memantau secara langsung portofolio investasinya yang tercatat di KSEI. Fasilitas AKSES itu pun merupakan platform digital.

“Sehingga cukup satu kali klik, investor dapat memantau seluruh portofolio investasinya dimana saja dan kapan saja,” Hasan menegaskan.

(Ageng)

Berita Terbaru

spot_img