Kamis 12 Desember 2024

Ridwan Kamil Luncurkan Program Ekosistem Investasi

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil) meluncurkan program Ekosistem Investasi berkolaborasi antara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSTP) Jabar dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar, secara hybrid Kamis (19/8/2021).

Dalam program tersebut ada empat agenda utama yang bisa mendorong Jabar menjadi destinasi utama investasi. Yakni peluncuran West Java Invesment Hub (WJIH), Kampanye Nomor Induk Berusaha (NIB) lalu Peluncuran Cinematography of Investment Festival (Cifest) dan Sosialisasi dan Regulasi Kemudahan Berusaha.

Ridwan Kamil mengatakan, diusianya yang ke-76 tahun, Jabar akan menjadi yang terbaik dan terdepan dalam urusan investasi. Menurutnya ada tiga hal yang menjadi unggulan Jawa Barat dalam menarik investor yakni kesiapan infrastruktur, SDM yang produktif dan kemudahan pelayan perizinan.

“Dengan tiga alasan ini Jawa Barat bertahan menjadi tujuan investasi. Saya targetkan, kita harus naik kelas, kita harus juara menjadi pusat investasi se-Asean dengan tiga keunggulan tadi,” kata Emil.

Menurutnya peluncuran Ekosistem Investasi diharapkan bisa melahirkan cetak biru, road map dan rencana aksi agar bisa mewujudkan kemudahan berusaha dan pengembangan investasi secara komprehensif di Jabar.

“Lahirnya cetak biru bisa menyiapkan masa depan investasi Jabar, juga ada rencana aksi yang tersusun dalam road map,” katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto mengapresiasi langkah Pemprov Jabar terutama DPMPTSP Jabar yang menggandeng berbagai pihak mulai dari perbankan, dunia usaha, akademisi, hingga media untuk melahirkan Ekosistem Investasi.

“Ini salah satu upaya mendorong investasi di Jawa Barat,” katanya.

BACA JUGA: Hari Kemerdekaan, Ridwan Kamil: Momentum Kuatkan Identitas Kebangsaan

Herawanto menuturkan Ekosistem Investasi Jabar meliputi empat aspek utama. Aspek pertama yaitu keberadaan Investment Hub sebagai sarana dan tempat untuk memfasilitasi para pelaku usaha, media showcasedan networkingpelaku usaha dengan calon investor.

Aspek kedua adalah Network and Social Connections sebagai jejaring untuk bertukar informasi antar pelaku usaha dengan para calon investor. Aspek ketiga, berupa penyiapan berbagai investment vehicletermasuk terutama seperangkat aturan dan ketentuan untuk mendukung kemudahan berinvestasi.

Lalu aspek keempat berupa program capacity building sebagai sarana pengembangan sumber daya kegiatan usaha baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Dengan dibentuknya Ekosistem Investasi Jabar ini diharapkan semakin memperkuat posisi Jabar sebagai tujuan prioritas investasi di Indonesia.

“Satu hal yang perlu kita ketahui bersama, investasi tidak hanya terbatas pada proyek-proyek atau industri besar sedang, namun juga industri kecil menengah dan UMKM,” katanya.

Menurutnya berbagai potensi yang dimiliki Jabar seperti jumlah penduduk yang besar, kekayaan alam yang berlimpah dan diperkuat dengan tingkat kreativitas masyarakat yang tinggi telah mendorong lahirnya UMKM potensial yang dapat menggerakkan ekonomi Jabar.

”Oleh karenanya, pembentukan “Ekosistem Investasi Jawa Barat” juga mencakup berbagai upaya penguatan dan dukungan UMKM sebagai salah satu potensi investasi,” kata dia.

Kepala Dinas PTMPSP Jabar Noneng Komara mengatakan program ini diluncurkan dalam upaya mendukung peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha, sebagaimana tercantum dalam pasal 4 undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Dalam Ekosistem Investasi tersebut berisi empat agenda utama yang bisa mendorong Jawa Barat menjadi destinasi utama investasi. Pertama, gedung West Java Investment Hub (WJIH) setinggi 4 lantai sendiri berdiri di komplek kantor DPMPTSP Jabar di Jalan Windu, Bandung. WJIH akan menjadi sarana dan tempat yang nyaman bagi stakeholder investasi.

Berikutnya Nomer Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM di Jabar yang akan memberikan banyak kemudahan dalam berusaha. Mulai dari akses perbankan, pertautan antara UMKM dengan investor hingga pengurusan sertifikat halal.

Selanjutnya Cinematograpy of Investment Festival atau Cifest yang akan menjadi medium kompetisi foto dan video bagi UMKM yang sudah siap untuk berhubungan dengan investor sekaligus mejnadi ajang UMKM mengembangkan kemampuan digital marketing.

“Ini akan mendorong sektor kreatif juga, bahan Cifest ini nantinya akan masuk dalam WJIS 2021,” kata Noneng.

DPMPTSP Jabar juga memastikan agar iklim investasi di provinsi ini makin kondusif, saat ini bersama DPRD Jabar tengah menggodok Raperda Investasi dan Kemudahan Berusaha.

Raperda ini akan menjadi semacam omnibus law bagi Jawa Barat karena memperbaiki 49 perda yang sebelumnya sudah ada.

“Jadi ini sesuai amanat Pak Gubernur Ridwan Kamil, Jawa Barat harus menjadi destinasi investasi terbaik,” katanya.

Peluncuran Ekosistem Investasi sendiri merupakan rangkaian event Road to WJIS (West Java Investment Summit) 2021. Program ini diharapkan makin memantapkan posisi Jabar sebagai daerah tujuan investasi di Indonesia baik investor asing maupun dalam negeri.

“Tercatat pada medio Januari-Juni 2021 investor yang merealisasikan penanaman modal ke Jabar mencapai Rp 72,46 triliun. Realisasi investasi ke Jawa Barat pada semester  I Januari-Juni 2021 menempati peringkat 1 nasional,” katanya.

Dengan raihan ini maka Jawa Barat telah merealisasikan 56,90% dari target Rp 127,34 triliun yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM RI. Sementara untuk target RPJMD 2018-2023, pihaknya berhasil merealisasikan 71,06% dari total target Rp 101,97 triliun. “Selama pandemi kami terus memberikan pelayanan terbaik, mudah-mudahan target seluruhnya tercapai,” katanya.

(Anthika Asmara)

Berita Terbaru

spot_img