GARUT,FOKUSJabar.id: Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar) menggagas Strategi Optimalisasi Pencegahan Kawin Anak Bawah Umur (Stop Kabur).
Program tersebut kata Kepala DPPKBPPPA, Yayan Waryana untuk meningkatkan kualitas keluarga serta mengurangi angka pernikahan usia dini.
Menurutnya, Kabur akan mengakibatkan beberapa persoalan sosial, mental, kesehatan, ekonomi, pendidikan, rapuhnya ketahanan keluarga (tidak harmonis, KDRT, trafiking) yang berakhir dengan perceraian.
BACA JUGA: Bupati Tasikmalaya Bentuk Milenial Siaga Covid-19 di Sekolah
Tak hanya itu, Kabur juga dapat menyebabkan kelahiran berisiko tinggi lahir stunting serta menjadi penyebab tidak langsung dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Stop Kabur mendapat apresiasi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo dan Bupati Garut, Rudy Gunawan, Ketua DPRD, Euis Ida Wartiah dan Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat.
Hasto mengatakan, Strategi Optimalisasi Pencegahan Kawin Anak Bawah Umur merupakan sebuah program yang luar biasa. Dia berharap berdampak positif, khususnya dalam menurunkan angka stunting.
“Ini sungguh luar biasa, karena problem utama penurunan stunting salah satunya adalah bagaimana menurunkan jumlah perkawinan pada usia anak. Ini penting sekali,” kata Hasto di Jakarta, Rabu (18/8/2021).
“Semoga proyek perubahan Stop Kabur berdampak positif meningkatkan tekanan warga, menurunkan angka stunting, AKI dan AKB,” kata Dia menambahkan.
Sebelumnya Bupati Garut, Rudy Gunawan telah mengapresiasi program Stop Kabur. Dia berjanji tahun 2022 akan mengalokasikan anggaran sekitar Rp500 juta untuk mendukung program tersebut.
“Ini penting. Kami anggarkan Rp500 juta di APBD 2022 untuk mendukung program yang berhubungan dengan peningkatan kualitas perkawinan,” kata Rudy Gunawan saat rapat bersama Stakeholder secara virtual dengan mengusung tema “Strategi Terpadu Optimalisasi Pencegahan Kawin Bawah Umur tingkat Kabupaten Garut Tahun 2021.
Bupati Garut mengatakan bahwa program tersebut penting, karena perkawinan harus terencana untuk bisa menjadikan keluarga itu bahagia lahir dan batin dan tidak adanya stunting.
“Dengan sisi ekonomi dan perencanaan yang lebih baik, maka perkawinan akan lebih matang,” ungkapnya.
(Andian/Bambang)