JAKARTA,FOKUSJabar.id: Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengklaim Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali, 3-20 Juli 2021 berhasil menekan laju kasus penularan Corona Virus Disease (Covid-19).
Selain itu, mampu mengurangi keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) Rumah Sakit (RS).
“Alhamdulillah, kita bersyukur setelah dilaksanakan PPKM Darurat, terlihat dari data, penambahan kasus dan kepenuhan BOR RS menurun,” ungkap Jokowi dalam konferensi pers daring, Selasa (20/7/2021).
BACA JUGA: PPKM Darurat Diperpanjang, Saatnya Dahulukan Keselamatan Masyarakat di Atas Kepentingan Pribadi
Jokowi menyebut, pemerintah akan terus memantau dinamika di lapangan dan mendengarkan suara-suara masyarakat terdampak PPKM Darurat.
“Apabila tren terus mengalami penurunan, maka pada 26 juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan secara bertahap,” katanya.
Sementara itu dilansir dari Tempo.co menyebutkan bahwa target penanganan Covid-19 selama 18 hari pelaksanaan PPKM Darurat masih gagal tercapai.
Adapun yang ditargetkan selama PPKM ini ada 6 indikator. Yakni, pengetesan, pelacaakan, penurunan mobilitas, vaksinasi, angka positivitas atau positivity rate dan target menekan laju penularan.
Dalam penyuntikan cairan pemantik imunitas tubuh atau vaksinasi misalkan, pemerintah menargetkan 324 ribu per hari untuk di Jawa-Bali.
Realisasinya hanya mampu mencapai 127 ribu per hari, itu pun berdasarkan angka total nasional. Target Vakain sebanyak 1 juta per hari, faktanya hanya 546 ribu per hari.
Target menekan laju kenaikan oenularan hingga 10 ribu kasus per hari pun tidak tercapai. Angka kasus harian kemarin sebanyak 34.257.
Selain itu, Pelacakan juga ditargetkan 15 oranv per satu kasus poaitif atau 300 ribu kontak tapi realisasi masih 250 ribu kontak.
Target poaitivity rate 10 persen realisasinga masih 25 persen. Begitu pula penurunan mobilitas 30 persen namun hanya mencapai 20 persen.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengakui PPKM Darurat memang belum sempurna.
Kendati begitu, Dia menyatakan bukan berarti penerapan ini tidak ada hasil.
“Apakah engga ada hasil, ada. Apa bisa ditingkatkan, sangat bisa,” pungkasnya.
(Budiana Martin/Bambang Fouristian)