BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ikan Gabus (Channa striata) merupakan sang predator yang hidup di air tawar dan memiliki banyak nama di berbagai daerah. Dalam bahasa Inggris disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan aruan.
Ikan Gabus dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 meter dengan kepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala.
Tubuhnya bulat gilig memanjang seperti peluru kendali, sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di bagian ujungnya.
Sisi atas tubuh dari kepala hingga ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya.
Mulut besar dengan gigi-gigi besar dan tajam.
BACA JUGA: 8 Manfaat Daging Kelinci, Salah Satunya Tingkatkan Vitalitas Pria
Ikan Gabus terdapat di danau, rawa, sungai dan saluran-saluran air hingga pesawahan. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga serta berbagai hewan air lain termasuk berudu dan kodok.
Seringkali Ikan Gabus terbawa banjir ke parit sekitar rumah atau memasuki kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama.
Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui ‘berjalan’ di daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau, mencari tempat lain yang masih berair.
Fenomena ini adalah karena Ikan Gabus memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan semacam organ labirin (seperti pada ikan lele/betok) namun lebih primitif.
Pada musim kawin, ikan jantan dan betina bekerja sama menyiapkan sarang di antara tumbuhan dekat tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama untuk mencari makanan yang dijaga ketat induknya.
Ikan Gabus menyebar luas. Mulai dari Pakistan, Nepal, India, Bangladesh, Sri Lanka, Tiongkok bagian selatan dan sebagian besar wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Gabus dan kerabatnya termasuk hewan Dunia Lama. Yakni dari Asia (genus Channa) dan Afrika (genus Parachanna). Seluruhnya kurang lebih terdapat 30 spesies dari kedua genus tersebut.
Di Indonesia terdapat beberapa spesies yang secara alami menyebar di sebelah barat Garis Wallace. Namun kini sudah diintroduksikan ke bagian timur pula.
Salah satu kerabat dekatnya, ikan Toman (Channa micropeltes) yang panjang tubuhnya dapat melebihi 1 m dan beratnya lebih dari 5 kg.
Ikan gabus berprotein tinggi dan sangat penting untuk kesehatan. Berikut manfaatnya:
- Mencegah Pembengkakan
Manfaat ikan gabus terletak pada kadar albuminnya. Albumin adalah protein penting yang mencegah pembengkakan. Pembengkakan atau edema terjadi karena sel darah kehilangan bentuknya.
Sel darah hanya berbentuk cair, tetapi di dalamnya terdapat molekul dan partikel yang dalam keadaan normal tidak bercampur satu sama lain. Albumin inilah yang membuat sel-sel darah ini bercampur.
Mengutip dari London Health Sciences Centre, albumin di dalam tubuh tidak tercukupi maka akan terbentuk endapan-endapan darah di berbagai bagian tubuh.
Endapan sedimen inilah yang menyebabkan bengkak dan lebam pada tubuh. Mengonsumsi ikan gabus secara teratur dapat mencegah pembengkakan.
- Mempertahankan Cairan dalam Tubuh
70 persen tubuh manusia terdiri dari cairan. Hanya saja terkadang tubuh tidak mendapatkan cairan yang cukup dari konsumsi makanan dan minuman sehari-hari. Padahal, sel-sel tubuh membutuhkan cairan untuk melakukan metabolisme.
Untuk mengatasinya, selain minum air putih yang cukup juga bisa dengan menyantap ikan ini yang dapat membantu memenuhi cairan dalam darah dan masuk ke dalam sel sehingga cairan tubuh lebih seimbang.
- Menyimpan Nutrisi
Sama seperti asam lemak yang membantu menyimpan dan mencerna vitamin yang larut dalam lemak, kandungan albumin dalam ikan ini juga memiliki fungsi yang sama.
Albumin tidak hanya menjaga sel darah dalam bentuk terlarut, tapi juga nutrisi lainnya.
Beberapa protein, hormon, dan mineral disimpan dalam albumin untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Karenanya kekurangan albumin akan menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah manusia.
- Berperan dalam Pembentukan Sel Darah Putih
Sel darah putih memiliki fungsi penting sebagai sistem kekebalan tubuh. Ketika ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh, sel darah putih merupakan pertahanan utama tubuh dengan sifat fagositnya.
Manfaat ikan gabus yang mengandung albumin merupakan protein yang berperan dalam pembentukan sel darah putih ini. Kekurangan albumin bisa menyebabkan tubuh mudah sakit dan meningkatkan peradangan.
- Mengobati Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang diakibatkan oleh kadar glukosa darah yang tinggi atau kondisi hiperglikemik.
Laporan WHO menyebut di tahun 2015, sebanyak 422 juta orang mengidap diabetes melitus dan Indonesia berada di urutan ke-7 tertinggi di dunia.
Sementara itu, manfaat ikan gabus memiliki kandungan protein yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan antihiperglikemik atau antidiabetes.
Selain itu, ditemukan 15 jenis asam amino dalam ikan gabus meliputi 9 jenis asam amino esensial berupa histidin, treonin, arginin, metionin, valin, fenilalanin, leusin, isoleusin, dan lisin.
Arginin berperan untuk meningkatkan fungsi sel beta, pengeluaran energi, dan sensitivitas insulin. Sedangkan leusin bertugas di transkripsi gen dan sintesis protein pada sel beta pankreas sehingga dapat mengatasi diabetes melitus.
- Manfaat untuk Bayi
Selain kaya manfaat untuk kesehatan orang dewasa, mengonsumsi ikan gabus ternyata juga baik untuk bayi. Sebab memiliki kandungan protein albumin paling tinggi dibandingkan ikan-ikan lainnya.
Bahkan protein dalam ikan ini lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam telur, daging ayam dan daging sapi.
Dapat menjadi menu Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) karena kandungan protein yang tinggi.
Dalam 100 gram daging ikan gabus terdapat 25,2 gram protein. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan ayam maupun telur. Selain itu, 100 gram ikan gabus sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, maupun ibu hamil dan menyusui.
Para ibu juga bisa mencampurkan bahan-bahan lainnya (wortel dan brokoli) agar nutrisi dalam MPASI lebih banyak.
Untuk mengolah menu MPASI dengan ikan gabus, kupas kulit dan duri ikan hingga bersih agar teksturnya lebih lembut dan si kecil mudah menelannya.
Pastikan untuk menyaring atau memblender semua bahan hingga halus sebelum diberikan ke si kecil.
Meningkatkan Kesehatan Otak Bayi
Di usia 0-6 bulan, otak bayi sedang berkembang pesat, karenanya ikan ini menjadi solusinya.
Perkembangan otak perlu dipantau agar apabila terjadi keterlambatan maka bisa langsung memeriksakannya ke rumah sakit dan ditangani dengan sigap.
Selain memantau perkembangan otak bayi, juga harus menjaga nutrisi yang dikonsumsi oleh si kecil. Salah satunya dengan ikan ini.
- Mencegah Penyakit Asma
Penyakit asma tak hanya menyerang orang dewasa namun juga mengintai anak dan bayi. Penyakit ini ditandai dengan peradangan kronis pada saluran udara.
Dengan rutin menyantap ikan ini, anak dan bayi dapat menurunkan risiko asma hingga 24 persen lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak mengonsumsi ikan.
- Membantu Proses Pembentukan Sel Tubuh dan Otot
Kandungan nutrisi, protein, dan gizi dalam ikan gabus, sangat baik untuk membantu proses pembentukan sel tubuh dan otot.
Apabila Si Kecil sudah terbiasa dan rutin mengonsumsi ikanini, diharapkan tubuhnya akan lebih kuat dari serangan penyakit terutama yang disebabkan oleh pergantian cuaca seperti flu dan demam.
- Memperbaiki Gizi Buruk
Manfaat lainnya bila dikonsumsi secara teratur Ibu Hamil, menyusui dan bayi maka bisa digunakan untuk memperbaiki gizi buruk.
Betapa tidak, dalam 100 gr ikan gabus memiliki banyak nutrisi dan gizi yang penting untuk kesehatan, terutama untuk nutrisi dan kesehatan bayi.
Selain itu, tekstur daging ikan gabus yang empuk juga sangat mudah dikonsumsi oleh bayi sehingga pencernaan bayi tidak terganggu. Semoga Bermanfaat.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)