BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Diskop UMKM) Kota Bandung Atet Dendi Handiman mengatakan, pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap sektor ekonomi. Temasuk sektor UMKM.
Atet mengatakan, banyak pelaku UMKM di Kota Bandung beralih profesi akibat pandemi Covid-19. Namun, jumlah pelaku UMKM yang beralih profesi belum terdata akibat keterbatasan tenaga.
“Seperti kerajinan kriya yang beralih ke usaha makanan atau ke alat pelindung diri (APD) dan fesyen. Awal pandemi, usaha fesyen terpuruk tapi saat ini mulai kembali diminati,” kata Atet di Kota Bandung, Jabar, Kamis (15/7/2021).
Meski begitu, pihaknya mengajak pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Pelaku UMKM diharapkan dapat memanfaatkan teknologi sebagai sarana pemasaran.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Siapkan Anggaran, Penuhi Kebutuhan Oksigen
“Kita dorong untuk mengubah kebiasaan atau beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Bekerjasama dengan marketplace yang sudah mapan,” kata dia.
Atet mengatakan, bantuan bagi pelaku UMKM dari Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop UMKM) sebesar Rp1,2 juta telah memasuki gelombang kedua. Sedangkan gelombang pertama sudah dilakukan pada 2020 lalu.
“Yang diusulkan ada 240 ribu untuk tahap pertama, dan 120 ribu lebih untuk tahap kedua,” Atet menambahkan.
Selain itu, pihaknya memfasilitasi program bantuan bagi 150 lebih pelaku UMKM dengan mengirimkan proposal terlebih dahulu. Selanjutnya, proposal akan diverifikasi dan dievaluasi.
“179 UMKM melalui proposal dari Kemenkop UMKM berupa hibah wirausaha dan pencairan dipercepat. Jumlahnya mencapai Rp15 juta, tapi kami survey dulu dan kami menggunakan tenaga pendamping 15 orang,” kata dia.
Para pelaku UMKM yang telah mendapatkan bantuan di tahap pertama, kata Atet, dapat kembali menerima bantuan di tahap kedua. Hal tersebut berdasarkan penilaian dari kementerian.
“Kita baru akan data pada 19 Juli untuk jumlah pelaku UMKM yang beralih profesi,” Atet menegaskan.
(Yusuf Mugni/Ageng)