Rabu 11 Desember 2024

Didatangi Orang Tua, Sejumlah Remaja Diduga Pelaku Anarkis Menangis Di Kantor Polisi

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Setelah dilakukan pemeriksaan hampir selama satu hari, sejumlah orang tua mendatangi Mapolres untuk menjemput anaknya yang diduga terlibat dalam aksi unjuk rasa berujung anarkis di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (13/7/2021).

Disaksikan Kapolres Tasikmalaya, AKBP Rimsyahtono, Sekretaris MUI Kabupaten Tasikmalaya, KH. Edeng ZA, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, beberapa anak remaja menangis dan meminta maaf saat orang tuanya menghampiri.

Sebagian lainnya memilih diam dan tertunduk lesu sembari menyesali apa yang telah dilakukannya di depan kantor kejaksaan pada Senin (12/7/2021). Mereka juga mengaku hanya ikut-ikutan saja.

Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono SIK didampingi Sekretaris FKUB Kabupaten Tasikmalaya, KH. Edeng ZA dan Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto menyaksikan pertemuan salah seorang ibu dengan anaknya yang terlibat aksi unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: Farhan)

Salah satu orang tua, Euis (45) warga Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya mengaku, kedatangannya ke kantor Polisi adalah untuk menjemput anaknya yang masih berstatus pelajar SMA dan sejak Senin tidak pulang ke rumah.

BACA JUGA: Pengrusakan 3 Unit Mobil Polisi di Tasikmalaya, Anak Punk Diduga Terlibat

“Saya mendapat kabar jika anak saya ada Polres. Anak saya pamit pada Senin pagi dengan tujuan main ke rumah temannya. Sehari tidak pulang dan tiba-tiba mendapat kabar bahwa anak saya ada di Polres. Maka saya pastikan kesini,” tutur Euis.

Hal senada diutarakan Rahmat warga Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, salah satu orang tua anak yang masih duduk di bangku kelas 8 SMP Negeri.

Ia mengakui jika anaknya sering keluar rumah hingga malam hari dengan alasan mengikuti majelis sholawat. Namun pada hari Senin hingga larut malam anaknya tidak pulang dan akhirnya ada informasi jika anaknya berada di Polres Tasikmalaya.

“Saya mendapat informasi pada Selasa pagi bahwa anak saya di Polres. Maka saya dan istri saya meyakinkan langsung ke sini sekaligus untuk menjemput,” ungkap Rahmat.

Demikian juga diungkapkan Kokom (47) warga Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya, ia mendatangi Polres Tasikmalaya untuk melihat langsung kondisi anaknya.

“Saya mendapat kabar bahwa anak saya diamankan Polisi karena terlibat aksi anarkisme di kantor kejaksaan. makanya saya kesini memastikan anak saya, ternyata benar,” kata dia.

Kokom mengaku bahwa anaknya bukan santri. Dia hanya pelajar SMA. Ia sangat meyakini, kalau anaknya tidak memiliki kegiatan organisasi apalagi harus ikut-ikutan unjuk rasa dan anarkis.

“Anak saya biasa ngaji di rumah dan bukan anak pesantren. Dia yang tidak tahu apa-apa sepertinya terbawa bujuk rayu. Pada hari kejadian, ia sempat pamit untuk main ke rumah temannya,” ujarnya. 

(Farhan)

Berita Terbaru

spot_img