CIAMIS,FOKUSJabar.id: Puncak Harendong Pangangonan (PHP) Camping Ground menjadi destinasi baru wisata alam di Kabupaten Ciamis. Berada di lokasi ketinggian Desa/Kecamatan Lumbung, destinasi wisata ini tidak hanya menyuguhkan keindahan alam tapi sangat cocok sebagai camping ground.
Di Puncak Harendong Pangangonan, wisatawan akan dimanjakan dengan hijaunya pepohonan yang berdiri tegak di kaki Gunung Sawal. Tak hanya itu, keindahan dan keunikan kota Kecamatan Lumbung akan terlihat jelas saat berada di puncak.
Keindahan matahari terbenam (sunset) semakin menambah pesona Puncak Harendong Pangangonan. Begitu pula pesona matahari terbit (sunrise) tersaji indah dan menambah pesona lokasi wisata tersebut.
Saat malam hari, kelap kelip lampu kota Kecamatan Lumbung semakin memanjakan mata para pengunjung. “Saat ini Puncak Harendong Pangangonan sedang dalam penataan sehingga pengunjung bisa betah berlama-lama disini,” kata salah seorang pegiat wisata Desa Lumbung, Rudi.
BACA JUGA: Oknum Petugas Pikul Jenazah Covid-19 di TPU Cikadut Dipecat dan Diperiksa Polisi
Rudi mengatakan, Puncak Harendong Pangangonan sudah menjadi salah satu destinasi wisata favorit pada wisatawan. Tidak hanya wisatawan dari sekitar Kabupaten Ciamis, tapi juga dari luar Ciamis.
“Walaupun masih dalam penataan, pengunjung yang datang sudah cukup banyak. Terutama mereka yang hobi camping dan menikmati suasana alam dari daerah ketinggian,” kata dia.
Untuk mencapai Puncak Harendong Pangangonan, lanjut Rudi, wisatawan tidak akan mengalami kesulitan. Akses jalan dari pusat Kecamatan Lumbung hingga lokasi sudah beraspal mulus.
“Dari kantor balai desa Lumbung bisa menggunakan sepeda motor atau mobil menuju bawah puncak,” Rudi menambahkan.
Setelah sampai di bawah Puncak Harendong Pangangonan, sepeda motor atau mobil bisa diparkir di halaman perumahan penduduk. “Untuk biaya parkir bagi yang akan berkemah hanya Rp10 ribu, sedangkan yang hanya berkunjung cuma Rp5000,” kata dia.
Perjalanan dari tempat parkir menuju Puncak Harendong Pangangonan, lanjut dia, bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 20 menit. Anak tangga yang terbuat dari bambu akan mengantarkan pengunjung hingga ke lokasi puncak dengan suguhan pemandangan asri selama perjalanan.
“Walaupun sedikit menguras tenaga untuk mencapai puncak, tetapi kalau sudah sampai akan terobati dengan segarnya udara dan indahnya pemandangan,” Rudi menuturkan.
Namun karena masih dalam suasana PPKM Darurat, Rudi mengatakan jika pihaknya mengimbau semua pengunjung untuk selalu menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.
“Kami tetap memberlakukan protokol kesehatan secara ketat dengan berpedoman pada aturan 5M bagi setiap pengunjung yang datang. Apalagi saat ini kasus Covid-19 masih belum mereda,” kata dia.
(Husen Maharaja/Ageng)