CIAMIS,FOKUSJabar.id: Pandemi Covid-19 berdampak kepada seluruh aspek usaha terutama mereka yang merupalan pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) yang saat ini mengeluhkan sepi orderan selama pademi Covid-19 yang sudah berlangsung selam satu tahun setengan ini.
Pengrajin hiasan dari limbah kayu dan barang bekas Rudi warga Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis, Jabar mengaku, sangat terkena imbasnya dari pandemi, pasalnya dalam kondisi ekonomi yang sedang terpuruk ini, masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya untuk kebutuhan primer.
“Karya seni kerajinan tangan yang saya tekuni dari 2017 ini merupakan ladang satu-satunya mata pencaharian sehingga dengan kondisi seperti ini sangat memberatkan saya sekali,” kata Rudi.
Kemudian Rudi menceritakan, dirinya menekuni kerajinan tangan berbahan baku limbah kayu dan barang bekas itu bemula hanya sekedar hobi setelah menyelesaikan pendidikan di salah satu universitas di Bogor.
Waktu di Bogor setelah selesai kuliah saya berjualan barang-barang seni buatan pabrik, ” kata dia menambahkan.
“Dari mulai saya menekuni ini, sebelum pandemi Covid-19 terjadi, saya sudah berbagai jenis kerajinan tangan yang di kerjakan di bilik saya bernama Krea_Sikayou,” kata dia
Rudi menuturkan, saat berjualan barang seni hasil pembuatan pabrik hasilnya cukup lumayan juga namun memerlukan modal yang cukup besar sehingga Dirinya mencoba membuat barang kerajinan buatan sendiri.
BACA JUGA: Disnakan Ciamis Siapkan Aturan Kurban Saat Pandemi Covid-19
“Karena jiwa seni saya tumbuh maka saya mencoba membuat barang-barang kerajinan dengan modal seadanya,” ucapnya.
Rudi mengatakan, karena saat itu modal paspasan kalau mengerjakan berbagi jenis kerajinan di kota akan menambah biaya maka Dirinya pulang kampung.
“Kalau dikampung kan banyak bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan untuk karya seni saya,” kata dia.
Rudi melanjutkan, hasil kerajinan dirinya memang cukup banyak diminati oleh para penggemar walaupun pemasaranya melalui online namun seiring waktu karena dua tahun kebelakang terjadi wabah Covid-19 penjualan hasil karyanya mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Sebelum pandemi Covid-19 hasil kerajinan saya bisa terjual 30 item per bulan namun saat pandemi ini hanya lima item per bulanya,” kata dia.
Rudi menambahkan, adapun hasil kerajinan yang dibuatnya antara lain jam dinding dari kayu, kastop kayu, rak serbaguna dan lain-lain sedangkan yang menggunakan limbah pelk bekas yaitu jam dinding yang bernuansa seni.
” Untuk harga dibandrol paling murah Rp 150.000 sampai dengan Rp 500.000 tergantung item barangnya,” kata dia.
(Husen Maharaja/Anthika Asmara)